Masker Batik Galeri Ini Laku di Pasar Luar Negeri Saat Pandemi COVID-19

Detik.com – Saat pandemi COVID-19, banyak pelaku usaha terus memodifikasi usahanya, karena sepinya pembeli. Salah satunya pengrajin batik di Kota Probolinggo. Agar tidak menyurutkan kreasi, sebuah galeri batik di Probolinggo membuat masker batik cantik dengan teknik batik usap jari.

Galeri di rumah sederhana milik Niko Sawiji (29), warga Jalan Angguran Jaya, Kelurahan Kebonsari Kulon, Kecamatan Kanigaran, akhirnya mampu menembus pangsa pasar luar negeri.

Saat awal pandemi virus Corona, usahanya nyaris lumpuh. Hampir tidak ada pesanan baik pemesan dari luar negeri maupun seputar kota di Indonesia. Pria lajang ini, kemudian coba-coba membuat masker batik bersama dua sahabatnya.

Masker batik ini akhirnya menjadi trend mode tersendiri. Hasil karya batik masker yang nyaman dipakai dan tidak menggangu sistim pernafasan, dijual Rp 50.000/bijinya.

Saat dijual online, ternyata banyak peminat masker batik bikinannya, hingga mancanegara. Sedikit demi sedikit usaha batiknya pun mulai bergairah kembali di masa pandemi Corona. Teknik membatik sekilas sama seperti membatik pada umumnya, mulai dari membuat mal gambar di kain, hingga mencantingnya secara detail.

Namun yang berbeda pada pewarnaanya, teknik yang dipakai adalah teknik “Usap Jari”. Setelah kain diberi warna menggunakan kuas, selanjutnya diusap menggunakan jari hingga menghasilkan gambar gradasi, teknik ini memerlukan ketelatenan tersendiri, jika keluar garis maka kain masker langsung disortir.

“Awalnya usaha batik ini sepi selama pandemi Corona, saya putar otak jual hasil batik apa yang tetap jalan dan laku di pasaran, karena saat ini hanya masker yang laku saat pandemi Corona. Akhirnya coba bikin, terlebih dulu kita eksperimen apa yang dikeluhkan orang saat pakai masker, ternyata keluhnya sesak nggak bisa nafas, akhirnya saya bikin masker batik cantik nyaman saat dipakai. Muncullah masker batik ini, setelah diuploud dan dijual secara online banyak pemesan, ada pesanan dari Singapur dan kota-kota besar di Indonesia,” tegas Nico saat di galeri batiknya, Rabu (12/8/2020).

Dia mengaku pemesan dari luar negeri rata-rata meminta masker batik dengan motif bunga, hewan dan daun-daunan. Karena 100 persen karya tangan, hanya dijual dengan harga per masker Rp 50.000.

Sementara Edi Santuso, pelukis masker batik di Galeri Niko Sawiji mengaku kesulitan yang harus dihadapi yakni telaten saat pewarnaannya. Mulai dari warna gelap ke warna terang, ditambah gradasi usap jari.

“Perbedaan dengan batik pada umumnya dari segi perwarnaan, dan gradasi beda kita pakai. Dari perubahan warna ke gelap, semu dan halus nyaris tidak kelihatan, jadi kita beda batik yang dibuat masker batik saat ini kita bikin,” ujar Edi saat dikonfirmasi detikcom.

Dia mengaku hasil karya-karyanya, selain lukisan sangat detail, sistem pewarnaannya juga sangat menarik. Ditambah gradasi tiga dimensi seperti batik buatan pabrik, agar terlihat cantik.

Penasaran dengan masker batik karya warga Kota Mangga ini, tidak ada salahnya untuk datang dan pesan sebanyak-banyaknya di Galeri Batik Poerwa milik Nico Sawiji.

Exit mobile version