Kisah pilu bocah malang, tertinggal pelajaran karena tak punya kuota internet

Hops.id – Di sejumlah wilayah, ada saja bocah malang yang tak punya paket data untuk belajar. Orangtuanya tak mampu beli kuota internet. Pelajaran pun tertinggal.

Pada massa pandemi saat ini, ketersedian internet seakan menjadi salah satu kebutuhan pokok yang wajib dimiliki. Terlebih, sejak diberlakukannya kebijakan sistem belajar secara online, atau daring.

Namun tentu saja, biaya yang dikeluarkan untuk mencukupi kebutuhan tersebut tidaklah murah. Alhasil, tak sedikit orang tua dan pelajar yang terdampak, dan hal itu diperkirakan terjadi di sejumlah daerah.

Sebab, selama belajar online beberapa bulan ini ia sering merasakan sulitnya mendapat kuota internet. Alhasil, Ahmad pun kerap kali tak bisa mengikuti pelajaran yang diberikan oleh pihak sekolah. “Saya beli pakai uang jajan. Diirit-irit harus sampai sebulan,” katanya.

Bocah malang ini mengaku sedih jika sedang tidak punya kuota dan tidak punya uang jajan. Beruntung masih ada tetangga yang kadang membantunya. “Ya gitu deh numpang di tetangga, duduk di depan rumahnya,” ucapnya dengan nada polos.

Ahmad mengaku dirinya terpaksa menumpang ke tetangga lantaran harus bersiap untuk menjalani ujian sekolah. “Ya kesulitan sih belajar kayak gini. Karena selain ngga ada kuota juga belajarnya terkendala. Saya cuma dengerin penjelasan guru tapi nggak bisa nanya kalau enggak paham.”

Ia hanya bisa berharap semakin banyak tempat yang bisa memberikan internet gratis, seperti di Kejaksaan Negeri Depok. “Ya maunya ada setiap hari dan lebih banyak lagi,” tuturnya.

Prihatin dengan kondisi tersebut, sejumlah jaksa di Depok, Jawa Barat berinisiatif untuk memberikan internet gratis bagi para pelajar di kota itu. Program ini diprioritaskan untuk siswa-siswi dari kalangan tidak mampu.

Fasilitas berupa wifi gratis untuk belajar online ini disiapkan di aula Kejaksaan Negeri Depok. Antusiasme para pelajar ini pun terlihat sejak hari pertama kegiatan berlangsung, Selasa 18 Agustus 2020.

Sesuai dengan protokol kesehatan terkait penyebaran COVID-19, jumlah peserta yang hadir pun dibatasi. Untuk saat ini, hanya sekira 14 murid. Sebelum masuk ke area belajar, para peserta diwajibkan mengenakan masker, menuci tangan mengenakan sabun atau hand sanitizer dan menjalani pemeriksaan suhu tubuh.

Tak hanya itu, para pelajar yang menikmati wifi gratis ini juga diwajibkan menjaga jarak. Ahmad Nur, salah satu siswa kelas VI SD yang berkesepatan menikmati layanan internet gratis ini mengaku senang.

Sementara itu, Kepala Kejaksaan Negeri Depok, Yudi Triadi mengatakan, kebijakan (wifi gratis) ini merupakan salah satu dari bagian pelayanan jajarannya kepada masyarakat.

“Bagaimana kita mengambil bagian dalam melayani masyarakat ya kita buat seperti ini kan anak-anak sering kita lihat di media massa ada beberapa saudara-saudara dan adik-adik kita yang kesulitan melakukan belajar secara daring,” katanya.

Yudi berharap, apa yang telah diperbuat jajarannya dapat meringankan bebas masyarakat, khususnya para pelajar yang saat ini sedang melalui proses belajar online.

“Alhamdulillah kita di Kejaksaan Negeri Depok juga bukan pribadi tetapi fasilitas negara kita punya jaringan wfii yang bisa dimanfaatkan untuk adik-adik kita belajar dalam rangka situasi yang sedang mewabah.”

Program ini terbuka untuk umum dan akan dilakukan secara rutin, dengan mengacu pada protokol kesehatan terkait pencegahan COVID-19. 

Exit mobile version