Menristek: Vaksin Merah Putih Akan Diproduksi Triwulan III 2021

Idntimes.com – Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro mengatakan perkembangan vaksin COVID-19 Merah Putih sudah mencapai 40 persen tahapannya. Vaksin tersebut, kata dia, sedang disiapkan untuk uji coba kepada hewan.

“Sedang disiapkan untuk ke sel mamalianya, dan diharapkan akhir tahun bisa menyelesaikan uji pada hewan,” ucap Bambang, dalam siaran daring, Rabu (2/9/2020).

1. Vaksin Merah Putih akan diproduksi pada triwulan III 2021

Setelah dilakukan uji coba kepada hewan, Lembaga Biologi Molekuler (LBM) Eijkman akan menyerahkan bibit vaksin Merah Putih untuk diproduksi dan dilakukan uji klinis tahap satu, dua, dan tiga.

“Dan uji klinis tahap satu, dua, dan tiga, dan kita harapkan di triwulan III 2021 harapannya kita sudah bisa memproduksi tahapan awal dari vaksin Merah Putih ini untuk keperluan publik,” ucap Bambang.

2. Untuk bisa produksi hingga 250 juta vaksin, konsorsium juga akan gandeng perusahaan swasta

Pada 2021, Bambang mengatakan, kapasitas Bio Farma mampu memproduksi hingga 250 juta ampul vaksin. Untuk bisa menunjang Bio Farma, konsorsium vaksin Merah Putih juga akan merangkul perusahaan-perusahaan swasta nasional, yang saat ini sedang menyiapkan diri untuk bisa memproduksi vaksin.

“Mereka ini sedang mengajukan izin ke BPOM (Badan Pengawas Obat dan Makanan) agar mendapatkan izin CPOB (Cara Pembuatan Obat yang Baik). Kita harapkan pada waktunya mereka siap memproduksi vaksin dan tentunya produksi di Indonesia memenuhi kebutuhan seluruh penduduk dan bisa lebih dari satu kali vaksinasi,” kata Bambang.

“Vaksin yang kita temukan mudah-mudahan adalah vaksin yang efektif. Vaksin yang benar-benar cocok untuk menahan COVID-19,” Bambang melanjutkan.

3. Indonesia butuh produksi vaksin 300-400 juta ampul

Menurut Bambang, kemandirian dalam membuat vaksin COVID-19 sangat dibutuhkan, utamanya untuk negara sebesar Indonesia. Sebab, penduduk Indonesia mencapai 260 juta, sehingga dibutuhkan produksi vaksin sekitar 300-400 juta ampul.

“Kemungkinan apabila vaksinasi dilakukan lebih dari satu kali per orang, maka kebutuhan vaksinasi per orang ini bisa mencapai jumlah di atas 300 sampai 400 juta ampul. Jadi dibutuhkan kemandirian dalam sisi produksi, dan juga bibit vaksinnya,” ucap dia.

Exit mobile version