Akulaku Edukasi Pelaku UMKM Tingkatkan Literasi Keuangan

Tribunnews.com – Akulaku Finance Indonesia melakukan edukasi kepada berbagai lapisan masyarakat termasuk pelaku UMKM.

Tujuannya untuk memberikan pemahaman mengenai pengelolaan keuangan usaha khususnya pengelolaan pembiayaan produktif yang sesuai dengan kebutuhan UMKM.

Corporate Secretary Akulaku Finance Indonesia Wildan Kesuma mengatakan edukasi terhadap pelaku UMKM sangatlah penting guna meningkatkan literasi keuangan.

Menurutnya, para pelaku UMKM perlu mendapatkan ketersediaan akses pada berbagai lembaga, produk dan jasa keuangan sesuai dengan kebutuhan.

“Inklusi keuangan bisa dikatakan terwujud kalau semua orang dapat mengakses layanan keuangan dengan mudah. Efek yang diharapkan tentu saja meningkatnya kemampuan ekonomi dan berkurangnya kemiskinan serta kesenjangan ekonomi,” ujar Wildan dalam webinar ditulis Selasa (13/10/2020).

Sehubungan dengan edukasi terkait inklusi keuangan, Penasihat Keuangan Ghita Argasasmita mengatakan dalam membangun usaha yang komprehensif dan berkelanjutan, diperlukan manajemen keuangan yang baik untuk mempertahankan bisnis dari kondisi ekonomi yang tidak stabil.

“Kemampuan yang penting untuk dimiliki seorang pengusaha UMKM adalah kemampuan manajemen keuangan yang baik untuk membawa bisnis mereka maju dan berkelanjutan,” kata Ghita.

Beberapa hal yang bisa dilakukan oleh pelaku UMKM baik saat akan memulai usaha maupun saat usahanya sudah berjalan adalah untuk menekan biaya operasional seefisien mungkin dan memisah rekening pribadi dan rekening usaha.

Bila rekening usaha sudah terpisah maka arus bulanan akan terlihat dengan jelas.

“Apabila kita bisa memisahkan tabungan usaha dan pribadi, penghitungan kas bulanan usaha kita akan lebih mudah dan tepat. Hal ini juga akan meminimalisir kemungkinan mengalami krisis uang kas yang diakibatkan oleh penarikan uang tunai untuk keperluan pribadi,” ungkap Ghita yang juga merupakan founder dari Integrita Financial.

Menurut Badan Pusat Statistik (BPS) jumlah pelaku Usaha Mikro Kecil dan Menengah (UMKM) mencapai 64 juta.

Angka tersebut mencapai lebih dari 90 persen keseluruhan usaha yang beroperasi di Indonesia.

Selama masa pandemi ini, sektor UMKM adalah salah satu yang sangat terdampak.

Hal ini dikarenakan, di antaranya pembatasan sosial berskala besar dan pemberlakuan kebijakan bekerja dan belajar dari rumah, dan meminimalisir frekuensi keluar rumah.

Exit mobile version