Indonesia Ternyata Bisa Produksi Test Kit PCR Lokal Kualitas Ekspor

Idntimes.com – Bumi Pertiwi patut berbangga saat ini! Pasalnya, semua pihak berkolaborasi membuat mBioCoV-19, sebuah test kit polymerase chain reaction (PCR) generasi kedua, yang memiliki kualitas setara dengan produk ekspor. Selain memiliki sensitivitas yang tinggi, mBioCoV-19 telah disesuaikan gen targetnya sehingga tepat untuk strain berbagai virus yang beredar di Indonesia. 

Untuk diketahui, Nusantics membuat desain mBioCoV-19 dan diproduksi massal oleh PT Bio Farma (Persero). Dukungan dari berbagai pihak, seperti Badan Pengkajian dan Penerapan Teknologi (BPPT), Badan Penelitian dan Pengembangan Kesehatan (Litbangkes), Menkomarves, Menkes, Mendag, Menteri BUMN, dan Menperin, serta donatur dari masyarakat, turut mengupayakan terciptanya kemajuan bioteknologi lokal tersebut. Nah, supaya mengenal lebih jauh tentang mBioCoV-19, yuk simak sampai ke bawah!

1. Berbagai keunggulan yang dimiliki mBioCoV-19

Tak hanya membanggakan karena buatan lokal, mBioCoV-19 memiliki berbagai keunggulan jika dibandingkan dengan test kit impor lainnya dan test kit lokal sebelumnya, yakni spesifik terhadap mutasi terkini virus yang ada di Indonesia, kapasitas testing lebih tinggi, harganya pun bersaing, serta lebih sensitif ketimbang mayoritas PCR impor yang beredar di Indonesia. Bahkan, test kit PCR tersebut diklaim berada di kelas terbaik.

“Ini (mBioCoV-19) adalah produk lokal yang memiliki gold standard. Artinya, produk lokal ini memiliki keunggulan yang sama dengan produk yang berasal dari impor. Selain dikembangkan oleh talenta-talenta lokal, mBioCoV-19 telah disesuaikan gen targetnya sehingga tepat untuk strain virus-virus yang beredar di Indonesia, juga sensivitasnya yang tinggi,” ujar Head of News & Information Bio Farma, Edwin Pringadi, ketika diwawancarai beberapa waktu lalu.

Edwin juga menambahkan, test kit PCR lokal yang dikembangkan para millennial tersebut bahkan lebih baik secara sensitivitas daripada produk-produk luar. Tak hanya itu, mBioCoV-19 telah divalidasi oleh lembaga acuan uji COVID-19 nasional seperti Litbangkes dan Eijkman. Akurasi (spesivisitas) dari mBioCoV-19 juga di atas 95 persen.

2. mBioCoV-19 lebih sesuai mendeteksi pasien COVID-19 di dalam negeri

Sementara itu, Co-Founder & CEO Nusantics Sharlini Putri mengungkapkan bahwa test kit PCR Lokal Generasi 2 mBioCoV-19 sudah didesain berdasarkan data mutasi genetika virus corona yang ada di Indonesia. Dengan demikian, mBioCoV-19 lebih sesuai mendeteksi pasien COVID-19 di dalam negeri.

“Genetika virus itu mudah bermutasi, tergantung hidup di daerah mana dan tinggal di badan siapa. Jadi, mutasi yang terjadi pada virus corona di Indonesia bisa sangat berbeda dengan mutasi virus corona di negara lain. Kalau test kit-nya menggunakan target gene yang tidak sesuai dengan mutasi virus, bisa salah tangkap. Bisa ada positif tapi terbaca negatif karena kode genetikanya sudah berbeda,” jelas Sharlini.

Chief Technology Officer Nusantics, Revata Utama, berujar bahwa test kit PCR yang didesain Nusantics dan dikembangkan Bio Farma serta didukung berbagai pihak ini gen targetnya sudah didesain sedemikian rupa dan telah diuji validitasnya secara in vitro memakai sampel-sampel positif langsung maupun in silico dengan cara Bioinformatik.

3. Produksi mBioCoV-19 terus ditingkatkan hingga 3 juta per bulan

Saat ini, tambah Edwin, test kit PCR Lokal Generasi 2 mBioCoV-19 sudah memproduksi sebanyak 1,5 juta per bulan. Untuk ke depannya, produksi mBioCoV-19 akan ditingkatkan hingga 3 juta per bulan. Target tersebut pun cukup realistis mengingat kapasitas produksi yang terpasang di Bio Farma mampu memproduksi 2 juta test kit PCR per bulan.

Untuk diketahui, test kit PCR Lokal Generasi 2 mBioCoV-19 tidak akan dimiliki perorangan karena PCR-BioCoV 19 merupakan alat kesehatan yang hanya bisa digunakan oleh tenaga kesehatan yang terlatih. Untuk pengetesannya pun memang diperlukan tenaga kesehatan yang kompeten. Selain itu, test kit PCR lokal tersebut sudah tahap komersial, sudah terjual ratusan ribu, dan sudah didistribusikan ke jaringan lab nasional. 

Exit mobile version