7 Fakta Seluk Beluk Vaksin Nusantara yang Diprakarsai Terawan

Salah seorang peneliti Vaksin Nusantara, Yetty Movieta Nency, mengatakan vaksin tersebut dikembangkan dengan berbasis sel dendritik autolog yang merupakan komponen dari sel darah putih. Dengan metode ini, pemberian vaksin bertujuan untuk merangsang respons imun spesifik terhadap antigen spike dari SARS CoV-2.

Sel dendritik yang telah mengenali antigen akan diinjeksikan ke dalam tubuh kembali dan akan memicu sel-sel imun lain untuk membentuk sistem pertahanan memori terhadap virus Corona.

“Prosedurnya bagaimana jadi dari subjek itu kita ambil darahnya kemudian kita ambil sel darah putihnya, kita ambil sel dendritiknya, kemudian di dalam laboratorium kita kenalkan dia dengan recombinan dari virus SARS CoV-2. Jadi kita kenalkan kemudian setelah itu sel dendritiknya menjadi pintar bisa mengenali, sudah tahu bagaimana mengantisipasi virus kemudian dia kita suntikkan kembali,” kata Yetty.

3. Diklaim vaksin pertama di dunia yang kembangkan metode sel dendritik

Vaksin Nusantara berbasis sel dendritik. Yetty menyebut bahwa metode pengembangan vaksin dengan metode sel dendritik ini pertama di dunia. Selama ini teknologi sel dendritik masih dilakukan untuk pengobatan kanker melalui teknik rekombinan dengan mengambil sel, lalu dikembangkan di luar tubuh, sehingga dengan teknik tersebut, dapat dihasilkan vaksin.

Dalam dunia kedokteran, sel dendritik merupakan sel imun yang menjadi bagian dari sistem imun, dimana proses pengembangbiakan vaksin COVID-19 dengan sel dendritik akan terbentuk antigen khusus, kemudian membentuk antibodi.

Exit mobile version