Vaksin Disebut Bisa Atasi Gejala Jangka Panjang pada Eks-Pasien COVID-19

Meskipun statistik menunjukkan bahwa gejala kebanyakan muncul pada wanita, dokter dan peneliti masih belum sepakat tentang apa yang mendefinisikan gejala jangka panjang COVID-19. Mereka juga belum memahami kelompok mana yang sebenarnya berisiko mengalami gejala.

Namun, berita terbaru ini dapat menggerakkan para profesional perawatan kesehatan untuk mempertimbangkan vaksin sebagai pengobatan untuk gejala-gejala tersebut dan mungkin juga memberikan informasi yang lebih berguna mengenai bagaimana virus mempengaruhi kesehatan manusia dalam jangka panjang.

Sebuah studi kecil non-peer-review yang dilakukan di Inggris mengambil hasil pemberian vaksin kepada sekelompok penderita gejala jangka panjang COVID-19 dan membandingkannya dengan kelompok lain yang tidak menerima vaksin.

Hasil dari perbandingan ini menunjukkan bahwa kelompok yang menerima vaksin mengalami perbedaan kecil, tetapi positif terhadap gejala pasca-COVID mereka secara keseluruhan.

Penulis penelitian, bagaimana pun, memperingatkan bahwa perubahan positif mungkin merupakan hasil dari efek plasebo.

Seorang ahli imunologi dari Universitas Yale bernama Akiko Iwasaki menyarankan tiga alasan mengapa vaksin dapat membantu beberapa orang menghilangkan gejala jangka panjang COVID-19:

  1. Sel-T yang dikuatkan oleh vaksin bisa bekerja untuk menghilangkan reservoir virus.
  2. Vaksin menciptakan respon imun yang tinggi, mengakibatkan fragmen virus yang tertinggal dimusnahkan.
  3. Jika gejala COVID panjang disebabkan oleh respons autoimun yang tidak tepat, vaksin mungkin telah bekerja untuk “mengalihkan sel autoimun”.

Namun, semua ini masih merupakan hipotesis kerja.

Tetapi apakah berkurangnya gejala jangka panjang COVID-19 disebabkan oleh efek plasebo, perkembangan ini memang memberikan beberapa hal positif sejauh menyangkut vaksinasi COVID-19, dan mungkin akan semakin memperdebatkan perdebatan mengenai pro dan kontra dari inokulasi yang meluas.

Dengan laporan dari banyak pemerintah yang bergerak untuk menghentikan administrasi vaksin dari produsen tertentu karena masalah kesehatan, ketidakpastian yang meluas mengenai keamanan dan kelangsungan hidup vaksin telah meningkat, mungkin memicu teori konspirasi yang sudah ada seputar masalah tersebut.

Secara keseluruhan, sikap terhadap menerima vaksin apa pun telah menjadi hal yang cukup beragam, dan dilihat dari cara kerjanya, tampaknya tidak akan ada kekurangan kontroversi dan penemuan baru seputar vaksin COVID-19, setidaknya di bulan-bulan yang akan datang.

 

Reporter: Lianna Leticia

Exit mobile version