Banyak Kekurangan, Warga Adat di HST Sampaikan Keluhan ke Mensos RI

BARABAI – Menteri Sosial (Mensos) Tri Rismaharini berkunjung ke kampung terpencil di Danau Canting, Desa Hinas Kiri, HST Selasa (14/9) siang. Menuju kampung di pedalaman ini, Risma bahkan sempat dibonceng dengan motor.

Diperlukan waktu hampir 2 jam ke Danau Canting. Jalannya beraspal tapi banyak yang rusak. Akses jalan masih bisa dilewati kendaraan roda empat, namun hanya sampai di Desa Hinas Kiri. Perjalanan harus dilanjutkan dengan motor.

Mensos Risma pun harus dibonceng dengan motor sejauh 1 kilo meter. Jalan utama memang sudah dipaving, namun jalannya sempit hanya untuk motor. Tibanya di pintu gerbang Kampung Danau Canting, Risma disambut jajaran Forkopimda HST.

Dengan setelan baju batik dan celana cargo, Risma menyusuri jalan kampung terlebih dulu. Beberapa kali menghampiri pedagang di sepanjang jalan. Ia singgah di pedagang buah limpasu (buah asli pegunungan meratus) dan pedagang tas ransel purun. Satu tas purun yang dibelinya langsung dipakai.

Kedatangan Risma ini untuk menyerahkan bantuan serta meninjau Komunitas Adat Terpencil (KAT) program Kementerian Sosial di Danau Canting. Kunjungan ini menjadi berkah untuk warga setempat. Ini menjadi kesempatan warga untuk menyampaikan keluhan dan aspirasi.

Kepala Adat Balai Kiu, Matuburan menyampaikan keluhan dengan semangat.“Saya mohon infrasutruktur jalan di tempat kami dilebarkan lagi. Kami juga minta agar tower internet dibangun. Kemudian listrik juga belum sampai tolong penuhi permintaan kami,” pintanya.

Permintaan warga lainnya adalah peningkatan mutu pendidikan anak di Danau Canting. Sebab selama ini anak-anak di tempat tersebut belum mengenyam pendidikan dengan baik. “Memohon bantuan ibu untuk meningkatkan pendidikan di sini,” timpal Linda, warga lainnya.

Ketua Komunitas Adat Terpencil (KAT) Kampung Danau Canting, Aryanto juga bersuara. Ia meminta agar peningkatan ekonomi di kampungnya juga menjadi perhatian pemerintah. Yang dimintanya adalah bibit jagung karena mayoritas warga setempat berkebun.“Kami sangat berterima kasih dengan bantuan yang ada. Tapi kalau bisa lebih ditingkatkan lagi jumlah bantuannya,” ujarnya.

Setelah mendengarkan keluhan warga, Risma terlebih dulu menanggapi soal mutu pendidikan. Ia merencanakan mendesain balai pertemuan yang nantinya bisa dimanfaatkan untuk tempat anak-anak Danau Canting belajar.

“Kita juga akan siapkan perpustakaan, saya akan bantu aksesnya untuk mengisi fasilitas perpustakaan. Tapi nanti kalau perpustakaannya sudah jadi,” kata Risma.

Soal listrik, Risma akan mengupayakan pengadaan solar cell untuk warga. “Insya Allah kita bisa siapkan,” katanya kepada warga dan disambut tepuk tangan meriah.

Untuk meningkatkan ekonomi warga, Risma berencana membantu dengan memberikan ternak ayam petelur. Ia akan mendata berapa jumlah warga dan ternak yang akan disalurkan. “Kita akan siapkan untuk kesejahteraan warga di sini,” tegasnya.

Soal akses internet, Risma mengaku sudah berkoordinasi dengan Kementerian Komunikasi dan Informasi (Kominfo) untuk pendirian tower internet. “Mudahan saya bisa bantu, supaya anak-anak bisa belajar dengan menggunakan teknologi,” harapnya.

Risma juga akan menyiapkan tim asesmen untuk mendata kembali apa saja kebutuhan warga yang bisa dipenuhi. Sebab, anggaran yang disediakan Kementerian Sosial untuk KAT terbatas. “Supaya bupati tahu, kalau anggaran kami tidak besar. Tapi saya akan upayakan semaksimal mungkin untuk meningkatkan perekonomian warga,” tuntasnya.

Risma berpesan kepada warga, untuk menjaga diri dari Covid-19. Karena di Danau Canting belum ada kasus terkonfirmasi Covid-19 bahkan setelah di tes antigen. “Jangan sampai ada Covid-19 di sini ya,” pesan Risma sebelum berpisah dengan warga.

Kampung Danau Canting memiliki 78 Kepala Keluarga (KK). Kemudian ada 14 desa dari 11 kecamatan yang diayomi oleh Komunitas Adat Terpencil (KAT).

Bupati HST Aulia Oktafiandi dalam kesempatan itu juga curhat soal banjir di HST awal tahun lalu. Banyak infrastruktur dan rumah yang rusak, bahkan sempat ada korban jiwa. “Namun, di Kampung Danau Canting tak tersentuh banjir. Karena warga menjaga kelestarian alam,” katanya.

Bupati mengucapkan terima kasih kepada warga Danau Canting, Desa Hinas Kiri. “Pemerintah HST juga akan menjaga kelestarian alam. Kami berkomitmen menjadikan HST paru-paru Kalimantan Selatan,” pungkasnya.

Saat rombongan Menteri Sosial ingin meninggalkan lokasi, hujan pun turun. Risma menggunakan jas hujan dan menyusuri jalan kampung hingga di pintu gerbang. Ia kembali ke Desa Hinas Kiri menggunakan motor. (mal/ran/ema)

Sumber: prokal.co

Exit mobile version