Megawati Galang Donasi Rp3,2 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra, Pramono Anung Rp2 Miliar

Megawati Galang Donasi Rp3,2 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra, "Todong" Pramono Anung Rp2 Miliar

Megawati Galang Donasi Rp3,2 Miliar untuk Korban Bencana Sumatra, "Todong" Pramono Anung Rp2 Miliar

JAKARTA – Ketua Umum PDI Perjuangan (PDIP), Megawati Soekarnoputri, menunjukkan aksi nyata dalam membantu penanganan bencana banjir dan tanah longsor yang melanda wilayah Aceh, Sumatera Utara, dan Sumatera Barat.

Dalam acara peringatan Hari Ibu di Jakarta, Kamis (18/12/2025), Megawati memimpin penggalangan dana yang berhasil mengumpulkan total donasi hingga Rp3,2 miliar. Salah satu momen menarik dalam acara tersebut adalah saat Megawati secara terbuka meminta Gubernur DKI Jakarta, Pramono Anung, untuk meningkatkan nilai sumbangannya.

Momen Unik: Megawati Bernyanyi untuk Donasi

Aksi penggalangan dana ini berlangsung cair dan penuh semangat gotong royong. Megawati memberikan “tantangan” kepada para hadirin; ia bersedia naik panggung untuk bernyanyi asalkan target donasi dinaikkan hingga 100 persen.

“Kalau gitu saya bilang gini, Ketua Umum memerintahkan Gubernur DKI untuk nyumbangnya Rp2 miliar. Ayo nyanyi!” ujar Megawati sebelum membawakan lagu Cinta Hampa karya D’Lloyd.

Distribusi Bantuan untuk Aceh, Sumut, dan Sumbar

Total dana sebesar Rp3,2 miliar yang terkumpul dalam waktu singkat tersebut akan disalurkan melalui Badan Penanggulangan Bencana (Baguna) PDIP. Bantuan difokuskan untuk kebutuhan mendesak para pengungsi di Sumatra, antara lain:

  1. Makanan dan Logistik: Memastikan dapur umum tetap beroperasi.
  2. Obat-obatan: Penanganan kesehatan bagi korban luka dan pengungsi.
  3. Pakaian dan Perlengkapan: Bantuan sandang layak pakai bagi warga yang kehilangan harta benda.

Pesan Mitigasi Bencana Megawati

Selain menggalang dana, Megawati juga menekankan pentingnya kesiapsiagaan bencana bagi setiap keluarga. Ia menyarankan agar masyarakat mulai memiliki “Backpack Siaga Bencana” yang berisi kebutuhan dasar untuk bertahan hidup selama tiga hari saat keadaan darurat.

Langkah ini diharapkan menjadi contoh bagi kader partai dan masyarakat luas bahwa peringatan hari besar nasional seperti Hari Ibu juga harus dimaknai dengan kepedulian sosial yang nyata terhadap sesama yang sedang tertimpa musibah.

Exit mobile version