Suara.com – Gojek disebut telah menjadi tempat pengusaha UMKM baru, termasuk ibu-ibu rumah tangga dan karyawan swasta, mencari penghasilan alternatif di tengah pandemi Covid-19.
Menurut penelitian yang dilakukan Lembada Demografi Fakultas Ekonomi dan Bisnis Universitas Indonesia (LDFEB) sebagian besar pengusaha baru ini bergerak di UMKM kuliner digital dan menjajakan dagangan mereka di layanan GoFood. Studi UI ini dibiayai Gojek.
Selama pandemi hampir 24 persen mitra baru yang bergabung dengan GoFood adalah pekerja swasta dan 22 persen ibu rumah tangga, demikian terang para peneliti dalam diskusi online yang digelar Gojek, Senin (3/8/2020).
Jumlah pengusaha baru juga meningkat. Sebanyak 43 persen mitra baru GoFood yang tidak memiliki pengalaman usaha sebelumnya telah bergabung. Mayoritas mitra baru GoFood sebanyak 71 persen bergabung karena pandemi.
Selain itu, studi dari UI jug menemukan bahwa banyak pihak dalam ekosistem Gojek yang terdampak Covid-19, seperti pelaku UMKM dan mitra pengemudi.
Menurut Dr. Alfindra Primaldhi, salah satu peneliti LDFEB, transaksi dan pendapatan menurun setengah atau lebih selama pandemi Covid-19.
“Pandemi berdampak pada penurunan transaksi pada UMKM sebesar 62 hingga 85 persen. UMKM yang mengalami penurunan transaksi menurun sebesar 49 hingga 69 persen dan hampir seluruh mitra pengemudi sebanyak 99 persen mengalami penurunan transaksi selama pandemi,” kata Alfindra.
Dampak lainnya yang merupakan kesulitan bagi UMKM adalah meningkatnya harga bahan baku sebesar 34 hingga 61 persen, sementara pelanggan semakin berkurang sebesar 49 hingga 73 persen.
Kondisi PSBB juga berdampak pada proses penjualan, khususnya karena tidak ada kepastian akhir dari masa PSBB, terjadi pembatasan jam operasional, dan tidak bisa menerima pelanggan di tempat usaha.