IDN Times – Kata “resesi” mulai menjadi perbincangan hangat setelah negara tetangga kita, Singapura mengumumkan bahwa mereka mengalami resesi. Fenomena ekonomi ini bukanlah hal yang baru. Semua negara di dunia sangat berpeluang mengalami resesi.
Di tengah kondisi pandemik COVID-19 saat ini, Indonesia sejak awal mendapat peringatan soal kondisi perekonomiannya. Apalagi BPS mencatat pertumbuhan ekonomi Indonesia pada kuartal II minis 5,32. Jurang resesi pun membayang-bayangi perekonomian dalam negeri.
Ngomong-ngomong soal resesi, apa itu resesi ekonomi? Berikut penjelasan apa arti resesi, biar kamu semua paham maknanya.
1. Resesi adalah kondisi suatu negara yang perekonomiannya tumbuh negatif berturut-turut
Dilansir dari Forbes, resesi adalah penurunan signifikan dalam kegiatan ekonomi yang berlangsung selama berbulan-bulan atau bahkan bertahun-tahun. Resesi dianggap sebagai bagian tak terhindarkan dari siklus bisnis atau irama teratur ekspansi dan kontraksi yang terjadi dalam ekonomi suatu negara.
Ekonom CORE Indonesia Piter Abdullah menjelaskan, resesi adalah kondisi perekonomian sebuah negara yang mengalami kontraksi berturut-turut. Artinya, pertumbuhan ekonomi negara tersebut negatif selama dua kuartal (enam bulan).
Sebagai contoh, pertumbuhan ekonomi negara A pada kuartal I (Januari-Maret) tumbuh – 2 persen. Kemudian di kuartal II (April – Juni), pertumbuhan ekonomi negara A kembali negatif, yakni – 2,5 persen. Bila kondisi tersebut terjadi, maka negara A sudah dipastikan mengalami resesi ekonomi.
“Jadi definisinya seperti itu. menjelaskan kondisi dimana perekonomian, berarti pertumbuhannya negatif. Kalau cuman satu triwulan terus balik lagi ya nggak resesi,” kata Piter kepada IDN Times, Jumat (17/7/2020).
Muncul pertanyaan, bagaimana bila pertumbuhan ekonomi negara A kembali negatif di kuartal selanjutnya?
“Ya lebih lagi, berarti menkonfirmasi atau menegaskan bahwa resesinya lebih panjang,” tambahnya.
2. Seperti apa dampak yang terasa?
Pria yang merupakan dosen di Perbanas Institute ini menuturkan, resesi sebenarnya sudah mewakili gambaran kondisi ekonomi yang terjadi pada suatu negara. Maksudnya, pelemahan ekonomi yang terjadi di dalamnya telah terjadi secara nyata, bukan proyeksi.
“Jadi resesi ini kondisi pertumbuhan ekonominya turun, bukan berdampak. Penurunan ekonomi itu akibat dari selama enam bulan itu kegiatan aktivitas ekonomi sudah turun. Jadi kalau seandainya mau penjualan turun ya sudah turun. Konsumsi turun, investasinya turun, ekspor turun dan itu sudah terjadi enam bulan,” jelas dia.
3. Resesi bukan sesuatu yang menakutkan
Piter menegaskan bahwa resesi bukan hal yang menakutkan. Menurutnya, kondisi resesi mengancam seluruh negara di dunia yang terdampak COVID-19.
“Yang paling penting kita walaupun resesi kita masih bisa survive, masih bisa bertahan. Dunia usaha kita tidak collapse, kita tidak masuk ke jurang krisis itu yang penting. Jadi bukan sesuatu yang menghebohkan sekali,” tegas dia.