Republika.co.id – Ada banyak kegiatan yang dibatasi selama masa pandemi ini. Contohnya kegiatan belajar-mengajar di sekolah dan kampus, aktivitas di kantor, keagamaan, fasilitas umum, sosial budaya, hingga pertahanan dan keamanan.
“Salah satu yang paling menjadi perhatian dan kekhawatiran dalam dunia pendidikan seperti sekolah dan kampus, banyaknya siswa dan mahasiswa yang akan kehilangan kreativitas dan produktifitasnya selama masa pandemi. Namun hal itu harus tetap dijalankan agar Indonesia terbebas dari kondisi saat ini,” papar Yoki Firmansyah selaku staf Warek II Bidang Non Akademik Kampus UBSI Pontianak., Selasa (18/08).
Ia menambahkan, walaupun perkuliahan dan aktivitas di kampus dibatasi ternyata tidak membuat mahasiswa kampus UBSI (Universitas Bina Sarana Informatika) Pontianak kehilangan kreativitas dan produktivitasnya.
Ada beberapa mahasiswa yang menganggap masa pandemi Covid-19 ini menjadi peluang, dan lahan baru untuk menuangkan kreativitas. Mereka di antaranya Eka Ayu Wulandari, Raja Qona’ah, dan Tri Wiranto.
Mahasiswa semester dua UBSI Pontianak ini, semakin banyak melakukan kegiatan produktif selama masa pandemi.
Raja Qona’ah yang biasa dipanggil Na’ah misalnya mengisi hari-harinya dengan kegiatan produktif. Selain tetap menjalani kuliah secara online, ia lebih banyak mengikuti beberapa kegiatan yang diadakan secara online seperti lomba cipta puisi, mengikuti webinar-webinar baik tingkat nasional maupun internasional.
Hingga saat ini Na’ah telah membuka usaha baru, yaitu bubur ikan natuna. Semua ini dilakukan karena ia dapat mengambil sisi positif selama pandemi ini. Ia merasa banyak memiliki waktu luang di rumah, sehingga berpikir bagaimana memanfaatkan waktunya secara efektif dengan kegiatan-kegiatan produktif dan bermanfaat.
“Untuk produktif selama pandemi sebenarnya tidak sulit. Cukup berpikir positif saja, karena dengan itu kita bisa menemukan segudang kegiatan yang bermanfaat bagi kita, dan berusaha untuk tidak mengeluh dengan keadaan, karena mengeluh tidak mendatangkan manfaat sama sekali,” kata Qona’ah dalam rilis yang diterima Republika.co.id.
Sama halnya dengan Tri Wiranto yang juga memanfaatkan waktunya selama pandemi ini dengan sangat produktif. Tri yang sehari-hari memang sudah menjadi freelancer di beberapa website desain ternyata juga mengembangkan dan mengasah skillnya di dunia digital. Tidak hanya sampai disitu, ia juga sukses membuat beberapa produk lainnya,
“Tips untuk tetap produktif, yang pertama adalah coba pahami dulu diri kita ini punya skill apa. Selama masa pandemi kita memiliki lebih banyak waktu untuk mengasah skill tersebut, tetaplah konsisten dengan skill itu sehingga bisa menghasilkan karya. Jangan membuang-buang waktu yang menjadikan kita tidak dapat menghasilkan karya,”ungkap Tri.
Lanjutnya, tetap fokus pada skill yang dimiliki, kalau sudah matang pada satu hal baru coba untuk mendalami hal yang lain.
Selain Tri dan Na’ah, ada juga Eka Ayu Wulandari yang biasa dipanggil Ayu. Selama kuliah di rumah Ayu lebih banyak menghabiskan waktunya di kampung. Ia sesekali pergi ke luar rumah untuk menjalankan kegiatan-kegiatan social.
Menurutnya banyak sekali kegiatan yang bisa dilakukan selama berkuliah dari rumah, Ayu sendiri selama masa pandemi ini mencoba hobi barunya yaitu menulis dengan mengangkat potensi-potensi wisata yang ada di daerahnya. Selain itu dia juga aktif mengikuti lomba-lomba yang dilakukan secara daring.
“Banyak hal yang bisa dilakukan selama masa pandemi ini. Walaupun kegiatan kita dibatasi bukan berarti kita harus malas-malasan. Kalau menurut saya masa pandemi ini bisa jadi waktu yang paling tepat kita untuk mencoba hal-hal baru yang belum pernah kita lakukan, bisa mencari peluang usaha, mencari hobi baru, atau mencoba mengikuti lomba-lomba yang banyak sekali dilaksanakan secara online untuk menghasilkan prestasi-prestasi,” ungkap Ayu.