GenPI.co – Mengelola bisnis yang besar dalam jangka waktu yang panjang tentu tidaklah mudah. Salah satu sosok pengusaha sukses yang bisa menjadi inspirasi adalah Anton Thedy, CEO TX Travel yang sudah beroperasi dari awal tahun 90-an.
Anton Thedy mendirikan TX Travel sejak tahun 1991, setelah menyelesaikan pendidikan di SMK pariwisata di Jakarta. Nama TX Travel sendiri merupakan singkatan dari thank you travel.
“TX Travel itu singkatan dari thank you travel. Saya mau bersyukur bahwa Tuhan itu baik,” kata Anton dalam diskusi virtual yang bertajuk “Jalan-jalan aman di masa adaptasi kebiasan baru” beberapa waktu yang lalu.
Bisnis travel yang didirikan Anton semakin sukses dan berkembang, hingga memiliki lebih dari 200 jaringan di seluruh Indonesia dan beberapa negara lainnya.
Selama hampir 3 dekade mengelola bisnis travel, Anton Thedy pun mengakui sudah banyak mengalami pasang surut di bidang travel.
“Sudah hampir 30 tahun di bisnis travel, saya sudah mengalami banyak pasang surutnya,” kata Anton.
Ia menjelaskan bahwa krisis terberat yang pernah dialaminya adalah krisis Asia di tahun 1997, yang berlanjut dengan kerusuhan di tahun 1998. Ia mengatakan bahwa saat itu bisnis travelnya sempat mengalami keterpurukan.
“Yang menurut saya yang berat itu tahun 97 yaitu krisis Asia, lalu di 98 ada kerusuhan. Nah itu menjadikan bisnis saya down. Saya juga ingat waktu itu kacau,” papar Anton.
Selain itu, ia juga mengalami krisis akibat insiden bom Bali di tahun 2001, wabah Sars di tahun 2003 dan bom Bali 2 di tahun 2005. Meski demikian, ia mengakui belum mengalami krisis yang separah saat ini.
“Tapi tidak ada yang sebesar Corona, itu sampai semua orang harus berdiam diri di rumah,” ujar Anton.
Meski demikian, Anton tidak menyerah dan terus mencoba berbagai inovasi dalam bisnis travelnya. Di masa pandemi seperti sekarang ini, ia pun mengembangkan bisnis wisata secara virtual.
“Yang menang adalah yang mau bergerak dan mau berusaha,” tuturnya.
Salah satu hal yang juga menjadi faktor kesuksesan seorang Anton Thedy adalah optimism dalam membangun usaha. Di tengah keterpurukan di masa pandemi, Anton meyakini bahwa bisnis travel akan segera bangkit kembali.
“Melihat karakter milenial yang hobi traveling, saya melihat prospek usaha travel akan mengalahkan usaha property,” ungkap Anton.
