Kumparan.com – Menulis bukan pekerjaan yang mudah. 1–100 postingan pertama selalu gagal. Tapi ingat, setiap penulis hebat selalu diawali kegagalan. Kegagalan bisa diperbaiki, tidak ada kata terlambat untuk memulai.
Baik, kali ini saya akan membagikan tips dalam menulis. Semua editor atau penulis hebat yang pernah saya temui selalu menyampaikan kesalahan sepele yang selalu terjadi dalam menulis. Apalagi kalau bukan perkara tipo.
Jangan menyepelekan masalah tipo. Karena, berkali-kali saya membaca beberapa persyaratan publikasi di medium selalu mengatakan hal yang sama. Mereka tidak mau menerima naskah kita yang tipo.
“Editor kami tidak memiliki banyak waktu untuk memperbaiki kesalahan-kesalahan sepele. Kami menerima lebih dari 10.000 artikel per hari,” kira-kira seperti ini tulis laporan tersebut.Jadi mengapa memperbaiki tipo itu sangat penting?
- Tipo membuat tulisan kita ditolak publikasi.
- Tipo membuat editormu marah, sekaligus membuatmu kesal.
- Tipo mencerminkan seberapa bagus kualitas kita sebagai penulis.
Jika kalian pernah melakukan hal serupa, mari kita perbaiki kesalahan umum ini.
Sebagai seseorang yang bekerja di salah satu media online di Indonesia, saya tergugah untuk menanyakan kepada tiga editor di tempat kerja. Sebenarnya, jawaban-jawaban mereka hampir sama semua, normatif.
Seperti teliti, hati-hati, dan cermat. Ini adalah jawaban formalitas. Namun salah satu editor yang telah berpengalaman lebih dari 20 tahun di industri media ini menganjurkan untuk melakukan hal praktis ini.
Jawaban singkat ini seketika mendorong saya untuk langsung mempraktikkan. Teknik ini saya dapatkan di sela-sela bekerja saat makan siang. Editor sekaligus Redaktur saya yang bernama Wendiyanto Saputro ini menjelaskan alasan dibalik teknik membaca tulisan terbalik itu.
Ia pernah bekerja di Bloomberg selama tiga tahun dan sempat juga mengabdi beberapa bulan di CNN Indonesia TV. Bagi saya pengalaman itu sudah cukup untuk memvalidasi saran beliau.
Ia bilang, pada saat mata saya membaca ulang tulisan dengan cara normal, kerap kali alam bawah sadar selalu mendahului otak. Sehingga, pikiran saya seolah-olah telah membenarkan kalimat yang sudah tersusun. Padahal, sebenarnya banyak tipo yang terlewati.
Ini adalah trik yang terlihat sepele, tapi patut untuk saya perjuangkan. Kita tidak bisa membiarkan kesalahan-kesalahan memalukan ini selalu mempecundangi hasil tulisan.
Saya perjelas lagi bagaimana menggunakan trik jitu ini.
Baca ulang hasil tulisan dengan cara terbalik, dari paragraf paling bawah sampai paling atas.”Tapi kalau baca di balik, otak dan mata kamu (Saya) bekerja lebih cermat,” katanya.
Tips ini sangat berguna. Seusai menulis saya langsung mempraktikkannya. Dalam beberapa hari berselang setidaknya kesalahan tipo saya perlahan mulai berkurang.
Selain itu, editor saya lainnya yang enggan disebutkan namanya memberikan saran yang cukup menarik. Ia pernah bekerja bertahun-tahun di salah satu media terkenal yaitu Koran Tempo.
Biarkan Tulisan Selama 1 Menit.
Menurutnya, cara ini supaya kondisi pikiran lebih tenang. Setalah itu, membaca beberapa tulisan lainnya dan kembali memeriksa tulisan kita. Saya setuju dan sudah mencoba mempraktikkan, dan hasilnya membantu kita lebih hati-hati.
Tapi, kelemahan dari cara ini yaitu pada saat breaking news. Untuk media online kecepatan menulis turut dibutuhkan. Tapi untuk penulis bebas tak ada salahnya untuk mencoba tips ini.
Lalu ada tools tambahan yang bisa kalian manfaatkan untuk mengurangi typo dalam naskah.
Gunakan Fitur Check Spelling Google Doc
Untuk saya pribadi, fitur Google Doc ini sangat membantu untuk memeriksa tipo. Kalian bisa menemukan fitur koreksi ejaan maupun tata bahasa. Shortcut untuk menggunakan kalian bisa menekan tombol (Ctrl+ALT+X) secara bersamaan. Setelah itu mereka akan otomatis menandai bagian kata-kata yang menurutnya tipo.
Berikut tampilan fiturnya:
Gunakan Grammarly Tool
Aplikasi ini gratis. Tapi untuk layanan yang lebih advance, kalian perlu membayar sekitar $ 5 per bulan. Aplikasi ini akan mengkoreksi kesalahan grammar. Namun bukan berarti kalian bisa lepas dari kesalahan, jadi tetap hati-hati dalam menulis.