GenPI.co – Salah satu bentuk kepedulian sosial yang baru saja diinisiasi Qasir, startup yang bergerak sebagai penyedia platform point of sales, adalah kampanye #JagaUMKM.
Kampanye ini merupakan besutan segenap karyawan Qasir sebagai bentuk kepedulian kepada usahawan mikro yang terdampak pandemi.
Tidak sedikit di antaranya mengalami kesulitan mengenalkan produknya ke masyarakat.
Saat ini terdapat lebih dari 2.500 merchant atau usahawan yang telah terdaftar di website www.jagaumkm.com.
Sebesar 52 persen merupakan usahawan makanan dan minuman (F&B), 9 persen usaha minimarket/toko kelontong, dan 39 persen usaha lainnya (butik, toko elektronik, kesehatan).
Persebaran area merchant yang paling banyak berasal dari DKI Jakarta, Banten, Bekasi, Depok, dan Surabaya.
Seiring realisasi tatanan kehidupan baru berlangsung, momen ini telah mendorong pertumbuhan transaksi digital, penggunaan internet, dan serta kegiatan bisnis yang beralih menjadi serba online.
Hal ini mau tidak mau menuntut semua pelaku usaha untuk bertransformasi. Apalagi masyarakat juga sudah mulai beralih ke online untuk meminimalisir kontak fisik.
CEO Qasir, Michael Williem mengatakan, kedua inisiatif di atas dipandang strategis untuk mewadahi ikhtiar orang-orang yang mungkin kehilangan pekerjaan.
Lalu putar haluan jadi usahawan, ataupun usahawan yang tengah berjuang melawan ancaman gulung tikar.
“Hal ini kami harap bisa meringankan beban mereka dan bersama-sama pulih dari situasi sulit,“ ungkap Michael.
Michael juga menyadari sebagian besar usahawan mikro Qasir memiliki keterbatasan literasi produk digital sehingga Qasir tidak hanya menawarkan layanan kepada mitranya melainkan juga edukasi dan sosialisasi.
”Sebisa mungkin kami dekat dengan merchant dan tanggap atas pertanyaan-pertanyaan mereka. Kami memiliki tim Customer Success Manager yang selalu siap mendampingi usahawan yang baru bergabung dengan Qasir,” jelasnya.
Qasir juga menyediakan banyak ruang edukasi dan konsultasi bagi merchant, seperti kolom Tanya-Jawab (FAQ), tutorial via Youtube, pertemuan online/offline EduQasir, sampai pembuatan beberapa grup pengguna di platform WhatsApp dan Telegram.
“Pembuatan grup WA usahawan ini misalnya, ternyata sangat diminati, sampai-sampai dibentuk lagi Komunitas Usahawan Qasir yang organik atas inisiatif merchant sendiri,” tutup Michael.
Sebagai aplikasi yang fokus membangun ekosistem ramah bagi usahawan dari berbagai skala, Qasir tetap mempertahankan fitur-fitur gratis meski menghadirkan juga fitur-fitur berbayar.
Namun berbeda dengan aplikasi point-of-sale lainnya, fitur berbayar Qasir dijual secara satuan dengan harga yang sangat terjangkau.
Qasir menyebut konsep ini dengan pay-as-you-grow. Di antara fitur premium tersebut adalah fitur “Kelola Diskon” dan “Tiket Pesanan” yang dibanderol dengan harga hanya Rp15.000 (sekali bayar untuk pemakaian selamanya).
Ada pula fitur untuk kebutuhan lain yang lebih kompleks dan canggih seperti “Website Usaha” dan fitur “Absensi” dengan konsep subscription / berlangganan.
Model bisnis freemium atau pay-as-you-grow ini telah dirancang dengan cermat dengan tujuan agar pengguna bisa memilih sendiri fitur yang benar-benar sesuai dengan kebutuhan tipe dan fase usahanya pada saat itu.
Selain itu, ini adalah bentuk komitmen Qasir untuk menjadi “super tools” dan menjadi pembeda dari platform POS lainnya.
Dengan kata lain, konsep ini berguna bagi para usahawan yang baru memulai bisnisnya namun ingin segera mendapat value dari produk Qasir secara instan tanpa komitmen panjang apalagi biaya yang mahal.