Dosen IPB University Ajak Revolusi Meja Makan, Apa Maksudnya?

Tempo.co – Seorang dosen IPB University mengajak masyarakat di Indonesia melakukan apa yang disebutnya ‘revolusi meja makan’ mengantisipasi kelangkaan pangan akibat pandemi Covid-19. Revolusi meja makan yang dimaksudnya adalah diversifikasi pangan yang harus dimulai dari rumah tangga.

“Meskipun tidak banyak keluhan yang beredar di masyarakat, kebutuhan pangan selama masa pandemi harus dipersiapkan dengan baik,” kata Edi Santosa, dosen di Departemen Agronomi dan Hortikultura, Fakultas Pertanian, melalui keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin 19 Oktober 2020.

Menurut Edi, fenomena yang muncul saat ini adalah masyarakat secara sadar melakukan diversifikasi pangan selama masa isolasi wilayah. Secara alamiah masyarakat disebutnya diversifikasi beras menggunakan pangan lokal yang tersedia di wilayahnya masing-masing.

Menurutnya, hal ini menunjukkan pentingnya peran pangan lokal untuk ketahanan pangan selama masa pandemi Covid-19. Pangan lokal disebutnya tersedia dalam jumlah banyak dan jenisnya juga beragam di tiap wilayah.

Pengetahuan lokal tentang pangan yang sudah ada di masyarakat Indonesia, dia menyarankan, harus ditransformasikan ke dalam kearifan lokal di masyarakat sehingga terbiasa untuk mengkonsumsi pangan khas wilayahnya. “Contoh, masyarakat Jepang rutin membuat perayaan dengan mengkonsumsi pangan lokal yang ada di wilayahnya,” ujar dia.

Masyarakat di Indonesia, kata Edi, bisa menirunya pertama-tama dengan membangun memori individual dan memori kolektif. Memori individual dibangun dari kebiasaan makan sehari-hari di masa kecil.

Sedangkan memori kolektif adalah kesadaran dan tanggung jawab yang dibangun di tengah masyarakat. Misalnya dengan menerapkan pembelajaran tentang pangan lokal di institusi pendidikan atau institusi sosial.

Saat ini, Edi menilai, keragaman menu makanan di Indonesia masih rendah meskipun bahan pangan beragam. Dia kembali membandingkan dengan bangsa Jepang. Dalam hal menu sarapan pagi, orang Jepang biasa mengkonsumsi 21 jenis makanan.

Kemudian 20 jenis saat makan siang dan 34 jenis menu pada makan malam.
Sedangkan orang Indonesia rata-rata hanya mengkonsumsi delapan jenis menu makanan saat sarapan, 15 jenis saat makan siang dan delapan jenis pada makan malam. “Strategi revolusi meja makan untuk menguatkan pangan lokal di lingkungan masyarakat,” katanya.

Exit mobile version