Kontan.co.id – Menteri Koperasi dan UKM, Teten Masduki menegaskan, zaman ini merupakan zaman digitalisasi hampir di segala bidang.
Oleh karena itu, Koperasi, Usaha Mikro, Kecil dan Menengah (KUMKM) harus bertransformasi ke ekonomi digital. Dari mereka yang terhubung ke dalam ekosistem digital diungkap Teten, lebih memiliki daya tahan di tengah pandemi Covid-19 ini.
“Tantangan terbesar kita, minimnya koperasi yang memanfaatkan ekosistem digital ini dalam pengelolaan koperasinya,” kata Teten dalam siaran pers yang diterima Kontan.co.id pada Minggu (25/10).
Teten mengatakan, baru sekitar 0,73% atau sejumlah 123.048 unit dari jumlah koperasi aktif yang sudah memiliki alamat website.
Maka, digitalisasi Koperasi dan UMKM menjadi salah satu agenda prioritas Kementerian Koperasi dan UKM (KemenkopUKM) untuk mencapai efisiensi dan efektivitas layanan koperasi tanpa harus merubah nilai-nilai dasar koperasi. Ia menyebut substansi ini pula yang telah dikuatkan di dalam Undang-undang Cipta Kerja.
Transformasi digital perlu dukungan semua pihak. Kolaborasi antar pemerintah pusat dan daerah, perguruan tinggi, pelaku usaha, komunitas dan media adalah pilar pentahelix yang perlu memiliki visi yang sama untuk mendorong masyarakat koperasi memasuki ekosistem digital.
Terkait digitalisasi koperasi, Teten mengapresiasi peluncuran digitalisasi laporan keuangan bagi UMKM, Anggota Koperasi Simpan Pinjam (KSP)- Koperasi Kredit (Kopdit) Obor Mas Maumere, di Maumere, Nusa Tenggara Timur pada 24 Oktober 2020 kemarin.
“Hari ini kita menyaksikan salah satu implementasi digitalisasi koperasi yaitu peluncuran digitalisasi laporan keuangan di KSP Kopdit Obor Mas. Saya mengapreasiasi karena selain memfasilitasi pembiayaan murah ke anggota, KSP Kopdit Obor Mas juga selalu melakukan gebrakan digitalisasi bagi anggotanya,” kata Teten.
KSP Kopdit Obor Mas sebelumnya sudah meluncurkan aplikasi KSP Kopdit Obor Mas.Tahun 2020, KSP Kopdit Obor Mas telah mendapatkan pinjaman dari Lembaga Pengelola Dana Bergulir (LPDB) KUMKM sebesar Rp 150 miliar, dan merupakan salah satu koperasi yang dipercaya untuk menyalurkan dana KUR.
“Secara khusus saya hendak mengajak Bapak/ Ibu mengembangkan Koperasi Pangan di NTT. Bisnis modelnya adalah petani bergabung dalam suatu kelembagaan koperasi, petani dapat fokus bercocok tanam dan meningkatkan kualitas dan jumlah produksinya,” kata Teten. Nantinya koperasi akan bertindak sebagai aggregator/avalist/offtaker dari produk petani/nelayan.
Adapun saat ini LPDB-KUMKM telah merealisasikan dana program pemulihan ekonomi nasional sebesar Rp 1 triliun sebanyak 100% dengan jumlah penerima sebanyak 63 mitra dengan 101.011 UMKM.
Saat ini sedang dalam proses juga perluasan Rp 292 miliar utuk memberikan pinjaman kepada Koperasi untuk menyerap produk pangan.