Mengenal Makanan Pokok Masyarakat Papua, Ada yang Berusia 500 Tahun

TEMPO.COJakarta – Masyarakat Papua memiliki berbagai makanan pokok yang menarik. Berasal dari bahan alami dan proses pengolahan yang berbeda dari masyarakat pada umumnya.

Peneliti dari Balai Arkeologi Papua, Hari Suroto mengatakan makanan pokok masyarakat Papua antara lain papeda dan ubi jalar ungu. “Berdasarkan data arkeologi, diketahui ubi jalar mulai dibudidayakan di pegunungan tengah Papua sekitar 500 tahun yang lalu,” kata Hari Suroto kepada Tempo, Sabtu 10 Oktober 2020.

Adapun masyarakat pesisir Papua bahan makanan pokoknya adalah sagu. Sagu ini diolah menjadi papeda yang sepintas bentuknya mirip bubur. Dalam membuat papeda, pati sagu ditaruh dalam wadah gerabah, kemudian disiram dengan air panas. “Jadilah papeda yang siap disantap,” katanya.

Papeda memiliki cita rasa yang unik. Bagi yang belum terbiasa, papeda akan berasa hambar. Teksturnya papeda serupa dengan lem. Papeda biasanya disantap dengan ikan kuah kuning. “Untuk masyarakat wilayah pesisir pantai, biasanya ikan yang dimasak kuah kuning adalah ikan cakalang, tongkol, atau tuna,” kata Hari Suroto.

Adapun masyarakat yang tinggal di sekitar Danau Sentani, biasanya menggunakan ikan gabus sentani atau ikan mujair sebagai hidangan pelengkap papeda. Bumbu kuah kuning Danau Sentani lebih sederhana, yaitu garam dan kunyit. Bumbu ini dimasak bersama ikan. Cara memasaknya dengan direbus, bukan ditumis sehingga tidak menggunakan minyak karena ikan yang dimasak sudah berlemak.

Suku Dani Papua mengumpulkan ubi jalar ungu dan jagung sebagai bahan makanan yang akan dimasak dengan cara bakar batu. Dok. Balai Arkeologi Papua

Sementara masyarakat yang tinggal di pegunungan Papua memiliki bahan makanan pokok berupa ubi jalar. Suku Dani yang tinggal di pegunungan tengah Papua selalu menyertakan ubi jalar ungu dalam setiap acara adat. “Saat ini ubi jalar ungu Papua seolah terpinggirkan dengan adanya beras,” kata Hari Suroto. “Padahal dengan membeli dan mengkonsumsi ubi jalar ungu, maka turut mengangkat kesejahteraan mama-mama Papua petani ubi ungu.”

Ubi ungu selalu ada dalam acara bakar batu atau wam ebe ekho Suku Dani, bersama dengan keladi, sayur-sayuran, dan daging babi. Suku Dani yang beragama Islam di Distrik Walesi, Kabupaten Jayawijaya, mengganti daging babi dengan ayam. Semua bahan makanan itu dimasak dengan cara bakar batu yang alami dan menyehatkan. Batu dibakar sampai merah membara dan inilah yang mematangkan bahan makanan.

Exit mobile version