Warga Blitar Manfaatkan Potensi Alam di Tengah Kejenuhan Pandemi COVID-19

news.detik.com – Jenuh berjualan online saat pandemi COVID-19, seorang warga Blitar berusaha bangkit dengan memanfaatkan potensi alam. Terciptalah gambar siluet estetis dari teknik cutting di atas media daun jati.

Dengan melirik kegiatan temannya yang kreatif memanfaatkan potensi alam yang ada di Dusun Bumirejo, Desa Resampombo Kecamatan Doko, ide pemuda berusia 30 tahun itu muncul saat melihat daun jati meranggas. Bagian daun terlepas yang meninggalkan motif estetis, memunculkan imaginasi Prantiono pada gambar siluet wajah. Diapun membeli sebuah alat cutting seharga Rp 19 ribu secara online.

“Nyobanya puluhan kali. Gagal coba lagi, sampai saya menemukan teknik cutting yang membuat mood saya nyaman ketika mengerjakannya,” ujar Prantiono kepada detikcom, Senin (4/1/2021).

Jadi, daun yang bisa dicutting tidak dalam kondisi kering 100 persen. Karena akan mudah pecah ketika dipotong bagian kecilnya. Pran, kemudian menyemprotkan cairan alkohol dan mempres daun jati di dalam dua benda yang permukaannya rata.

Jiwa seni tak bisa lepas dari proses pembuatan gambar siluet di media daun jati ini. Pran mengaku, selain butuh kesabaran, kecermatan dan ketelitian ekstra, dia harus menjaga moodnya agar terbentuk gambar yang indah.

“Kalau ditanya seminggu bisa bikin berapa, ya kalau mood bisa sampai 3. Karena kalau pas tidak ingin menyentuh saya paksakan, jadinya berantakan,” kelakarnya.

Karya ini memang tak sekadar keluwesan skill tangan memotong kecil bagian per bagian. Namun melibatkan perasaan yang halus dan tenang. Apalagi, jika pesanan yang datang tingkat kerumitannya tinggi. Seperti siluet sepasang pengantin dengan aksesoris pernak-pernik, harus dikerjakan secara detail.

“Makanya harganya tidak sama. Tergantung obyek dan kerumitannya. Minimal satu gambar saya jual Rp 250 ribu sampai Rp 1 juta,” pengakuan lajang lulusan SMP ini.

Mengandalkan pemasaran online, karya Prantiono banyak diminati pemesan dari Bali, Jabar, Jateng dan beberapa daerah di wilayah Jawa Timur. Cuanpun mengalir, ketika kreativitas makin terasah dan mampu bangkit dari keterpurukan.

Exit mobile version