Liputan6.com, Jakarta – Perdana Menteri Thailand, Prayuth Chan-ocha menegaskan akan menghukum siapa saja yang menyebarkan hoaks atau informasi palsu terkait covid-19 di media massa maupun media sosial. Ia berharap hukuman itu bisa mengurangi penyebaran hoaks yang ada.
Sebelumnya, Thailand juga mengeluarkan aturan serupa saat pandemi covid-19 ditetapkan pada Maret 2020 lalu. Pemerintah Thailand saat itu akan menghukum siapa saja yang menyebar hoaks terkait covid-19.
Menariknya keluarnya peringatan hukuman tersebut tak lama setelah adanya tuduhan dari lawan politiknya, Thanathorn Juangroongruangkit yang menyebut Pemerintah Thailand lambat mengadakan program vaksinasi covid-19. Selain itu Thanathorn juga menyebut Pemerintah Thailand kurang sigap mengatasi pandemi ini.
“Jangan salahkan saya jika ada hukuman bagi penyebar hoaks. Saya ingin menjaga kepercayaan diri masyarakat dan juga kepercayaan masyarakat pada Pemerintah,” ujar Prayuth seperti dilansir Bangkok Post.
Thailand sendiri akan mendatangkan 200 ribu dosis vaksin covid-19 buatan Sinovac pada bulan depan. Setelahnya mereka akan mendatangkan 26 juta dosis vaksin covid-19 buatan Astra Zeneca yang juga akan diproduksi sendiri pada Mei mendatang.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.