Pertimbangan lain adalah kemungkinan mutasi dari virus COVID-19. Sampai saat ini mutasi yang ada belum atau tidak mengganggu kinerja dari vaksin COVID-19 yang sudah ada. Tetapi belum bisa diketahui apakah mutasi di masa depan mengharuskan perubahan komposisi vaksin tersebut.
Pengembangan Vaksin Merah Putih akan tetap didorong sehingga diharapkan mampu mengatasi kedua hal tersebut.
Pengembangan penelitian vaksin nasional juga diharapkan dapat mengantisipasi kemungkinan pandemi atau penyakit menular lainnya yang bisa terjadi di kemudian hari.
Bambang menyampaikan perkembangan dari enam institusi yang sedang mengembangkan Vaksin Merah Putih COVID-19 dengan platform yang berbeda-beda.
Hal itu disampaikan Menteri dalam Rapat Kerja dengan Komisi VII DPR RI dengan agenda Program Kerja Tahun 2021, Program Kementerian Riset dan Teknologi (Kemristek)/Kepala Badan Riset dan Inovasi Nasional (BRIN) dan Lembaga Pemerintah Non Kementerian (LPNK) Tahun 2021 terkait Aspirasi Masyarakat, Evaluasi Kinerja Tahun 2020, dan Kepastian dan Progres Vaksin Merah Putih pada Senin (18/1) di Gedung Nusantara I DPR RI.
Enam institusi tersebut adalah Lembaga Biologi Molekuler Eijkman, LIPI, Universitas Indonesia, Institut Teknologi Bandung (ITB), Universitas Airlangga dan Universitas Gadjah Mada.
Adapun perkembangan dari Lembaga Biologi Molekuler Eijkman diperkirakan pada bulan Maret 2021 bibit vaksin sudah dapat diberikan kepada PT Biofarma untuk selanjutnya dilakukan uji klinis.