Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) memperbarui potensi dan daerah bahaya erupsi Gunung Merapi. Saat ini potensi dan daerah bahaya erupsi mengarah ke beberapa sungai di sisi barat. Mana saja?
Kepala Seksi Gunung Merapi Agus Budi Santoso membeberkan saat ini terjadi perubahan morfologi puncak di sisi barat dikarenakan adanya aktivitas guguran dan munculnya kubah lava 2021. Potensi bahaya saat ini berupa guguran lava dan awan panas dan berdasarkan arah erupsi, maka potensi bahaya saat ini berubah.
“Potensi bahaya berupa guguran lava dan awan panas pada sektor selatan-barat daya meliputi sungai Boyong, Bedog, Krasak, Bebeng, dan Putih sejauh maksimal 5 kilometer. Sedangkan lontaran material vulkanik bila terjadi letusan eksplosif dapat menjangkau radius 3 kilometer dari puncak,” kata Agus dalam jumpa pers virtual, Sabtu (16/1/2021).
Pembaruan potensi bahaya ini, kata Agus, berdasarkan data pengamatan aktivitas Merapi selama sepekan ke belakang. Agus membeberkan aktivitas seismik, deformasi dan gas menurun signifikan. Saat ini yang terjadi yakni meningkatnya kejadian guguran.
“Secara mingguan, kegempaan dan deformasi menurun signifikan. Saat ini kegempaan internal sebanyak 27 kali per hari, deformasi 0,3 centimeter per hari gas vulkanik CO2 (karbon dioksida) saat ini 600 ppm. Kejadian guguran tinggi bersumber pada lokasi erupsi atau di lava 1997,” terangnya.
Selain itu, per 15 Januari 2021 probabilitas erupsi Merapi mengarah ke efusif. Sementara potensi erupsi eksplosif menurun signifikan.
“Dengan saat ini sudah erupsi dan cenderung bersifat efusif serta memperhatikan arah erupsi saat ini maka potensi dan daerah bahaya berubah,” tegasnya.
Dengan diperbaruinya rekomendasi ini, masyarakat yang berada di luar daerah bahaya yang direkomendasikan BPPTKG diperbolehkan pulang. Akan tetapi, ia mewanti-wanti agar masyarakat tetap menyesuaikan diri dengan perkembangan Merapi.
“Secara implisit rekomendasi bahaya di kesimpulan mengandung konsekuensi bahwa masyarakat yang tinggal di luar daerah bahaya yang kami sebutkan tadi bisa kembali di rumah,” ucapnya.
Kendati BPPTKG sudah memberikan rekomendasi dan diperbolehkan untuk pulang, Agus tetap meminta agar masyarakat bisa beradaptasi dengan perkembangan kondisi Merapi terkini.
“Namun demikian perlu kami tegaskan kita mengambil kesempatan yang terbaik yang diberikan Merapi namun demikian kita harus tetap menyesuaikan perkembangan aktivitas Merapi. Jadi kita harus menyesuaikan perkembangan aktivitas Merapi jika itu terjadi, jadi kita harus selalu beradaptasi atau hidup harmoni dengan Merapi,” pintanya.