Merdeka.com – Data studi Bloomberg menghitung waktu penyelesaian program vaksinasi Covid-19 di beberapa negara, termasuk di Indonesia. Berdasarkan perhitungannya dengan data vaccination rate Indonesia per 4 Februari lalu, Indonesia diprediksi baru akan menyelesaikan program vaksinasi selama kurang lebih 10 tahun.
Epidemiolog dari Universitas Airlangga, Windhu Purnomo pun membenarkan prediksi Bloomberg tersebut. Dia mengatakan, prediksi 10 tahun itu bila vaccination rate di Indonesia terus berada di angka 60 ribu.
“10 tahun itu kalau vaccination rate-nya seperti sekarang ini yang sangat rendah. Sekarang ini masih bisa diterima kalau vaccination rate kita masih rendah, mudah-mudahan nanti segera meningkat. Hitungan Bloomberg/John Hopkins/Straits Times, kita nanti cuma mampu 2 kali dari sekarang kecepatannya,” kata Windhu saat dihubungi Merdeka.com, Minggu (7/2).
Windhu kemudian menjabarkan perhitungan prediksi tersebut. Berdasarkan data Kementerian Kesehatan RI, per 4 Februari lalu, jumlah orang yang sudah disuntik vaksin dosis pertama yaitu 700.266 orang.
Yang pertama harus dilakukan yakni menghitung vaccination rate. Cara menghitungnya yakni membagi jumlah orang yang sudah divaksin dengan waktu pelaksanaan vaksinasi.
Seperti yang diketahui, vaksinasi pertama di Indonesia dimulai pada 13 Januari 2021, sehingga sampai 4 Februari, terhitung 23 hari pelaksanaan vaksinasi.
“Kalau kita anggap saja semua sudah mendapatkan 2 dosis, berarti jumlah vaksin yang sudah disuntikkan sebanyak 1.400.532 dosis. Jadi vaccination rate-nya, 1.400.532 dosis dibagi 23 hari, yakni 60.892 dosis per hari,” terangnya.
Kemudian, untuk menghitung waktu vaksinasi itu didapatkan dari perhitungan jumlah sasaran vaksinasi dibagi vaccination rate. Namun, jangan lupa kalikan jumlah sasaran dengan 2 dosis, dan mengalikan vaccination rate dengan jumlah hari dalam satu tahun. Sebab, pelaksanaan vaksinasi di Indonesia dilakukan nonstop setiap hari tanpa hari libur.