Liputan6.com, Bandung – Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil mendukung penuh penelitian vaksin rekombinan Covid-19 Universitas Padjadjaran yang dikembangkan Anhui Zhifei Longcom Biopharmaceutical Co Ltd. Penelitian vaksin tersebut memasuki uji klinis fase III dengan subjek penelitian di Bandung, Jawa Barat, dan Jakarta.
Menurut Emil, sapaan Ridwan Kamil, uji klinis fase III vaksin rekombinan Covid-19 Anhui merupakan sebuah titik terang akan kapasitas produksi vaksin di Tanah Air. Sebabnya, saat ini RI masih membutuhkan banyak dosis vaksin untuk memenuhi herd immunity atau kekebalan kelompok sebesar 70 persen warganya.
“Hari ini sebuah doa dikabulkan. Kita berharap dosis vaksin itu memadai di Indonesia. Ternyata perjuangannya masih panjang. Kami minta seratus persen (ke pemerintah pusat) dari target ternyata barangnya baru 20 persen,” katanya saat memberikan sambutan acara Uji Klinis Vaksin Covid-19 Rekombinan Anhui di RSP Unpad, Kota Bandung, Rabu (3/3/2021).
Emil menuturkan, Jabar sudah mengajukan diri ke pusat terkait kebutuhan vaksinasi di tahap II. Dari 6 juta orang yang terdiri dari lansia, pelayan publik, dan tenaga kesehatan, baru 20 persennya yang bisa dipenuhi. Sementara, 80 persen vaksin Covid-19 baru bisa didapatkan pada Juni mendatang.
“Jadi, kita ini berpacu dengan waktu. Saya sangat berharap vaksinasi sukses, karena kalau terlalu lama herd immunity yang tidak tercapai. Kadar antibodi tidak setara, sehingga kecepatan penyuntikan menjadi penting,” ujarnya.
Terkait vaksinasi, Emil menyatakan jajarannya sudah menyiapkan sarana dan prasarana. Selain puskesmas, gedung-gedung publik hingga mobil vaksinasi sudah disiapkan. Namun, hal terpenting adalah stok vaksin itu sendiri.
“Oleh karena itu, kenapa saya menerima delegasi Anhui di Gedung Pakuan kemarin karena memberikan harapan itu (stok vaksin). Hari ini, negara punya uang belum tentu punya vaksin karena setiap negara bersaing mendapatkannya. Indonesia termasuk yang beruntung karena sudah melobi beli barang langsung,” ujarnya.
Menurut Emil, pandemi dalam sejarah peradaban manusia bisa dikendalikan salah satunya melalui vaksinasi. Untuk itu, ia pun akan mendorong agar produksi vaksin bisa dilakukan di dalam negeri untuk menciptakan kemandirian.
“Ada tambahan merek Anhui tentu kita sangat menyambut baik. Kalau tidak salah akan membuka produksi juga di Indonesia. Tentulah karena vaksin sebuah ekosistem produksi yang rumit maka perlu dilakukan pengetesan,” ungkapnya.
Selain itu, mantan Wali Kota Bandung ini berharap masyarakat turut berpartisipasi menjadi relawan. Uji klinis fase III vaksin rekombinan Covid-19 Anhui di Indonesia memerlukan 4.000 relawan. Proses uji klinis akan dilakukan di dua kota, yaitu Jakarta dan Bandung. Untuk Kota Bandung, jumlah relawan yang dibutuhkan sebanyak 2.000 orang.
“Saya ucapkan terima kasih kepada relawan yang sudah mendaftar dan kalau belum nanti saya kampanyekan lagi,” Emil menandaskan.