Liputan6.com, Jakarta Penggunaan vaksin COVID-19 AstraZeneca di Sulawesi Utara (Sulut) ditangguhkan sementara waktu, usai dilaporkan beberapa warga mengalami Kejadian Ikutan Pasca Imunisasi (KIPI) seperti demam, menggigil, sakit kepala, badan terasa sakit, dan lemas.
Jubir Satgas Percepatan Penanganan COVID-19 Sulut, Steven Dandel mengatakan bahwa hal itu dilakukan sebagai langkah kehati-hatian mengingat adanya angka KIPI sebesar 5 sampai 10 persen dari total yang divaksinasi AstraZeneca.
Steven mengatakan bahwa dalam Emergency Use Authorization (EUA) vaksin AstraZeneca, telah disebutkan bahwa KIPI ini bersifat sangat sering terjadi, atau satu di antara 10 suntikan dan sering terjadi (common -1 di antara 10, sampai dengan 1 di antara 100 suntikan).
“Kami perlu mempersiapkan komunikasi risiko kepada masyarakat untuk dapat menerima fakta ini. Supaya tidak terjadi kepanikan di masyarakat,” katanya.
Aluicia Anita Artarini, virologis yang juga Dosen Sekolah Farmasi, Institut Teknologi Bandung (ITB) mengungkapkan bahwa secara umum tidak ada obat atau vaksin yang tidak memiliki efek samping.
“Risiko efek samping itu selalu ada,” kata Anita dalam sebuah temu media secara virtual pada Senin (29/3/2021).
“Tapi yang dilihat ketika mau menganalisis boleh diedarkan atau tidak adalah rasio risiko terhadap efek yang bagusnya (manfaatnya). Jadi kalau obat mengobati, kalau vaksin mencegah,” kata Anita.
Ia menyebutkan bahwa selama manfaat pencegahan dari suatu vaksin lebih besar ketimbang efek sampingnya, maka regulator akan mengizinkan penggunaan produk tersebut.
** #IngatPesanIbu
Pakai Masker, Cuci Tangan Pakai Sabun, Jaga Jarak dan Hindari Kerumunan.
Selalu Jaga Kesehatan, Jangan Sampai Tertular dan Jaga Keluarga Kita.