Menkes Budi: Jadwal Kedatangan 100 Juta Vaksin AstraZeneca untuk Indonesia Tidak Pasti

Kedatangan vaksin AstraZeneca ke Indonesia, lanjut Budi Gunadi Sadikin, pertama kali yang terganggu adalah melalui skema COVAX-GAVI. Adanya embargo vaksin dari negara produsen menjadi penyebabnya.

“Yang bermasalah pertama kali adalah COVAX-GAVI, karena adanya embargo dari India, sehingga suplai AstraZeneca paling besar dari India mengalami hambatan,” lanjutnya.

“Oleh karena itu, GAVI akhirnya merealokasi vaksin yang harusnya kita terima 11 juta dosis pada Maret-April 2021, ditunda semuanya pada bulan Mei (untuk yang kedatangan 11 juta). Kita hanya dapat 1 juta dosis.”

Terganggunya suplai vaksin AstraZeneca berujung ketersediaan vaksin di Tanah Air ikut berkurang. Pada April  2021, Bio Farma juga sedang melakukan pembaruan dan perawatan mesin vaksin, produksi Sinovac dari bahan baku (bulk) menurun.

“Bulan April ini, kebetulan Bio Farma akan melakukan regular maintenance dari kapasitas pabriknya, yang setiap enam bulan sekali harus dilakukan secara rutin, sehingga di bulan April ini memang produksinya di titik terendah,” kata Menkes Budi.

Di sisi lain, rencana awal, Indonesia membutuhkan 420 juta-an dosis vaksin COVID-19 untuk vaksinasi yang selesai kuartal pertama 2022. Namun, atas permintaan Presiden Joko Widodo (Jokowi) ingin mempercepat vaksinasi pada tahun 2021.

Kata Budi, ada beberapa alternatif atau opsi pada 2022 digeser pada tahun 2021, salah satunya penambahan vaksin Sinovac.

“Jadi, Sinovac yang September 2021 sudah selesai (pengadaan) akan kami tambah. Ini juga merupakan vaksin yang diproduksi oleh Bio Farma untuk menutupi sekitar 70 juta yang tadinya kami rencanakan ada di kuartal pertama 2022 untuk bisa mempercepat penyuntikkan di tahun 2021,” imbuhnya.

Exit mobile version