Namun Jokowi menekankan, sekolah boleh dibuka asalkan secara terbatas dan dipastikan aman dari penyebaran infeksi virus corona (Covid-19).
“Dengan segala daya dan upaya kita ingin segera kembalikan anak-anak kita ke sekolah. Tapi juga dengan catatan, harus aman dari Covid,” kata Jokowi dalam diskusi bersama Menteri Pendidikan, Kebudayaan, Riset dan Teknologi Nadiem Makarim yang disiarkan YouTube Kemendikbud RI, Minggu (2/4).
Jokowi mengatakan, pembukaan secara terbatas penting dilakukan agar sekolah bisa mengejar ketertinggalan pendidikan yang disebabkan pandemi Covid-19.
Dia pun berharap vaksinasi yang menyasar guru dan tenaga kependidikan bisa cepat rampung. Jokowi mengatakan telah berpesan ke Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin perihal ini.
“Karena saya telah sampaikan ke Menkes, beri prioritas [vaksinasi untuk guru dan tenaga kependidikan],” lanjut Jokowi.
Jokowi menekankan proses pembelajaran tatap muka harus dibarengi penerapan protokol kesehatan pencegahan Covid-19 yang ketat.
Menurutnya, pemerintah juga bakal mengevaluasi jalannya pembelajaran tatap muka di setiap wilayah. Hasil evaluasi, sambung Jokowi, nantinya digunakan untuk memutuskan kebijakan selanjutnya terkait pembukaan sekolah.
Menanggapi pernyataan Jokowi, Nadiem setuju bahwa pembukaan sekolah merupakan opsi terbaik. Ia mengatakan selama ini orang tua belum diberikan pilihan untuk membolehkan anaknya belajar di sekolah.
Sebanyak sembilan sekolah di Daerah Istimewa Yogyakarta (DIY) tingkat SMA/SMK melaksanakan uji coba kegiatan belajar mengajar (KBM) atau kelas tatap muka hari ini, Senin (19/4). (CNNIndonesia/Tunggul Damarjati)
|
Nadiem menerangkan itulah sebabnya setelah vaksinasi rampung dilakukan kepada guru dan tenaga kependidikan, sekolah bakal diwajibkan memberikan opsi pembelajaran tatap muka.
“Menurut saya sudah baik kebijakan kalau guru-guru sudah divaksin, sekolah wajib [memberikan opsi] tatap muka. Tapi orang tua tidak wajib kirim anaknya ke sekolah kalau tidak nyaman,” tutur Nadiem.
Sebelumnya, Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) menyatakan tidak merekomendasikan sekolah dibuka pada Juli 2021 seperti yang diwacanakan Nadiem dan Jokowi.
IDAI menilai kondisi pandemi saat ini belum aman bagi siswa jika sekolah dibuka mengingat perkembangan kasus, capaian vaksinasi hingga penemuan varian baru corona di Indonesia. IDAI menyatakan sekolah baru aman dibuka jika tingkat positivity rate Covid-19 sudah di angka 5 persen atau kurang.
(fey/nma)