Australia pada umumnya dianggap sukses mengontrol virus Covid-19 lewat mode pengetesan, contact tracing dan penutupan perbatasan antar negara bagian maupun ibatas nternasional. Dalam situasi apapun dan terjadi di negara bagia manapun, Pemerintah selalu dapat sigap untuk mengatasinya. Meskipun memilik kasus yang sedikit selama berlangsungnya pandemi, pembatasan sesuai protokol kesehatan tetap dijalankan sampai sekarang. Pemerintah juga konsisten dalam melahirkan sejumlah kebijakan pengetatan yang sangat didukung oleh warganya yang berhasil diyakinkan penuh.
Jakarta, 31 Mei 2021. Baru-baru ini kasus Covid-19 muncul lagi di Australia, tepatnya di negara bagian Victoria yang beribukota Melbourne. Awalnya dilaporkan munculnya satu kasus terbaru di mana sumber infeksinya tidak diketahui selama hampir 2 minggu. Ditengarai bahwa virus kemungkinan berasal dari pengunjung dari luar negeri di mana penularannya dimulai dari hotel karantina tersebut. Virus klaster terbaru itu segera menyebar. Menurut ahli epidemiologi Professor Fiona Russell, lansekap dan demografi kota Melbourne memungkinkan persebaran covid yang dengan cepat meluas karena sistem transportasinya yang bagus, banyaknya tenaga muda yang mencari kerja dan jaringan keluarga-keluarga migran yang hubungan kekeluargaannya solid.
“Semua kasus-kasus baru Covid di Victoria ini sangat berhubungan,” kata Menteri Kesehatan Victoria, Martin Foley. Pemerintah negara bagian Victoria telah mengantisipasi cara untuk penanganan masalah Covid yang membaik sejak outbreak muncul pertama kalinya. Saat ini mereka telah memiliki semacam apps dengan menu ‘Find, connect and shape, case alert’ (temukan, sambungkan dan bentuk, perhatian kasus) untuk upaya tracing kasus-kasus baru, Model yang efisien ini juga disebarkan lewat internet dan platform media semacam twiitter yang di update terus menerus. Setiap negara bagian di Australia memiliki website khusus yang didedikasikan khusus sebagai pintu masuk utama berita dan pertolongan Covid-19 terpercaya bagi seluruh penduduk Australia. Contohnya, pemerintah negara bagian Vixtoria yang membuat laman coronavirus.vic.gov.au.
Walaupun hanya muncul satu kasus saja, tetapi ternyata masyarakat yang tergerakn untuk melakukan testing dan melakukan tracing jumlahnya mencapaihingga ribuan orang. Australia saat ini tengah memasuki musim dingin, sehingga dengan masuknya kluster baru akan mengganggu kenyamanan yang selama sudah dicapai, kata Hassan Vally Profesor epidemiologi dari La Trobe University Melbourne. Untuk meyakinkan keberhasilan merespon kluster baru ini, Pemerintah negara bagian kemudian meminta 160 personel tentara untuk membantu upaya memonitor ribuan orang yang sudah ditetapkan beresiko dan agar mengisolasi diri di rumahnya selama beberapa waktu.
Genome sequencing dari klaster baru itu telah dikonfirmasi. Diketahui itu adalah varian yang masuk pertama kali terdeteksi di India dan masuk ke Australia lewat hotel karantina di South Australia bulan sebelumnya’ kata penjabat Premier negara bagian Victoria, James Merlino Penduduk Melbourne diminta tetap di rumah selama 7 hari agar transmisi dapat dikontrol dan supaya memberi kesempatan kepada otoritas untuk menyelidiki bagaimana virus dapat naik dari hotel karantina ke tengah-tengah masyarakat Australia. Pemerintah Australia biasanya tidak menunggu sampai jumlahnya banyak untuk melakukan kebijakan lockdown dan waktunya tidak pendek bahkan dapat berbulan-bulan.
Mereka dapat diikuti dan dipercaya sebagai upaya terbaik untuk menyelamatkan nyawa, dan memulihakn kesehatan dan aspek di luar kesehatan seperti aspek ekonomi. Dengan model seperti ini maka keamanan dapat segera tercapai. Sistem tracing memang dilaporkan amat berhasil dilakukan di Australia. Pemerintah mengharuskan setiap tempat-tempat umum menyediakan registrasi bagi setiap orang yang mengunjungi tempat-tempat tertentu. Bila ditemui kasus baru, maka daftar situs-situs segera di update dan diumumkan oleh Pemerintah. Selain itu juga dilengkapi pula oleh penyertaan jam-jam kapan ketika seseorang yang terinfeksi berada di tempat yang disebutkan.
Pemerintah bisa dengan mudah menggunakan data yang tersimpan di situs-situs lewat penggunaan kartu kredit atau debit untuk pembayaran misalnya untuk contact tracing. Hal ini merupakan model yang cukup canggih yang dapat diikuti oleh negara-negara lain. Masyarakat mematuhi aturan lockdown yang diterapkan Pemerintah setinggi-tingginya, meskipun masyarakat tahu mereka tidak lagi diberikan bantun seperti ketika lockdown pertama diberlakukan. Lockdown ini diperkirakan akan berakhir pada jam 11.59 siang pada tanggal 3 Juni. diperkirakan selama lockdown ini, Pemerintah harus mengeluarkan anggaran serbesar 2,5 bilion dollar.
Selama beberapa hari, aturan ketat larangan meninggalkan rumah segera dicanangkan. Sejauh ini, sudah lebih dari 100 situs tempat-tempat yang harus diwaspadai dikeluarkan pemerintah, yang menyuruh ribuan orang untuk melakukan isolasi mandiri. Lockdown sendiri diterapkan pada akhir pekan lalu. Penduduk setempat dibatasi mobilisasinya hanya dalam radius 5 km. Mereka hanya diberikan 5 alasan boleh meninggalkan tempat tinggalnya, yaitu kerja, pendidikan, perawatan, membeli makanan, olahraga selama 2 jam atau pergi untuk keperluan divaksinasi.
Pemerintah menghimbau bahwa meskipun seseorang hanya mengalami simtom ringan, dianjurkan mereka tetap melakukan tes untuk penjagaan. Mereka juga harus slalu menggunakan masker muka kecuali yang bersangkutan sedang berada di rumahnya sendiri. Melakukan tes dan vaksinasi selama masa lockdown tidak dilarang. Apalai dengan munculnya kasus baru biasanya keinginan masyarakat untuk divaksinasi menjadi meningkat. Restriksi untuk berkumpul dianggap berhasil menurunkan transmisi kasus-kasus penyebaran kluster di Australia. Rumah-rumah hanya dibolehkan berkumpul 5 orang per hari. Sedangkan di area publik bisa sampai 30 orang. Ketatan masyarakat Australia pada pemerintah yang seperti inilah yang telah menyebabkan kebijakan-kebijakan Pemerintah dalam menangani pandemi covid-19 dapat membuahkan hasil yang positif.
Mendengarkan Saran Ahli Kesehatan
Tim kesehatan publik pun selalu didengar suaranya di Australia. Pada setiap media sosial dan TV berita milik pemerintah ABC menyiarkan tanya jawab dan komentar dari ahli epidemiologi untuk memberikan gambaran dan penilaian atas perkembangan yang terjadi setiap beberapa saat. Informasi mereka tidak berbeda dengan yang tersedia di media massa, bahkan informasi tersusun sebagai kesatuan. Kemampuan dalam penangananya membuat banyak negara kaub ingin meniru langkah-langkah yang diambil oleh Australia, Pemerintah secara transparan selalu memberikan angka-angka kasus aktif dan bagaimana penanganannya, bahkan untuk setiap individu. Setiap negara bagian memiliki strategi melawan virus termasuk kebijakan restriksi dan locdown dan dengan road map yang disesuaikan dengan masyarakat masing-masing.
Mereka melakukan update secara kontinyu di media sosial dan Televisi di Australia, terutama lewat acara news ABC 24 jam. Secara kontinyu diadakan wawancara-wawancara mendalam untuk mengupdate situasi dan memberikan gambaran mengapa masyarakat harus sama-sama kompak mengikuti anjuran pemerintah. Akhirnya, adanya partai oposisi menyebabkan adanya balans komentar dan membuat sistem cek dan ricek nya berjalan.
Kunci keberhasilan
Australia pada umumnya dianggap sukses mengontrol virus Covid-19 lewat mode pengetesan, contact tracing dan penutupan perbatasan antar negara bagian maupun ibatas nternasional. Dalam situasi apapun dan terjadi di negara bagia nmanapun, Pemerintah selalu dapat sigap untuk mengatasinya. Meskipun memilik kasus yang sedikit selama berlangsungnya pandemi, pembatasan sesuai protokol kesehatan tetap dijalankan sampai sekarang.
Pemerintah juga konsisten dalam melahirkan sejumlah kebijakan pengetatan yang sangat didukung oleh warganya yang berhasil diyakinkan penuh. Kebijakan lockdwon diterapkan biasanya pada stage 4, di mana melakukan belanja untuk kebutuhan penting seperti makanan dan melakukan latihan fisik di ruang publik masih diperbolehkan oleh pemeirntah.
Tidak kurang pula adanya penerapan kebijakan perbatasan antar negara bagian. Sebagaimana diketahui, Australia adalah negara federal yang terdiri atas negara-negara bagian yang memiliki sistem pemeirntahan yang sendiri. Setiap negara bagian selama ini saling bergantian mengalami outbreak. Bila outbreak di NSW telah dapat diatasi, maka kemudian muncul outbreak serupa di South Australia, Victoria, Queensland dan seterusnya. Karenanya, secara rutin, perbatasan dibuka dan ditutup agar transmisi antara negara bagian dapat dibatasi. Tentu saja tidak jarang perbedaan kebijakan menimbulkan ketegangan di antara dua negara bagian, karena pembatasan bisa memberi akibat-akiba langsung padat ekonomi dan bisnis yang terganggu.
Lebih jauh lagi, Australia berkomitmen tidak akan membuka batas internasionalnya hingga akhir tahun 2022.mengingat masalah covid-19 yang masih harus diatasi. Apalagi kebijakan dalam covid-19 kadang juga bermotif politis untuk mencari simpati masyarakat negara bagian tertentu. Seperti diketahui, suatu negara bagian dikuasai oleh partai tertentu yang menang dalam pemilu, sehingga antar dua negara bagian, penguasanya bisa berasal dari dua partai yang berbeda. Pemerintah juga memanfaatkan teknologi untuk mengupdate dan merevsi kebijakannya secara kontinyu.Misalnya, Infografik setiap harinya dikeluarkan, termasuk memberi total jumlah vaksinasi yang sudah dijalankan.
Ajakan Tes dan Vaksinasi
Salah satu yang tengah menghangat dewasa ini adalah ajakan melakukan tes dan meyakinakan penduduk Australia untuk melakukan vaksinasi. Pemerintahan Konservatif dalam tingkat Federal ditengarai sebagai penyebab munculnya outbreak karena vakasinasi di Australia yang masih pada tingkat rendah. Ia berpotensi membalikkan cerita sukses penanganan covid ysng bagus di masa awal pandemi.
Perdana Menteri Scott Morrison berkilah bahwa pemerintahannya mampu mengatasi kriris dan fasiilitas sistem hotel karantina yangterbukti 99,9 % efektif.
Dengan munculnya kluster baru, Perdana Menteri Scott Morrison didesak untuk mempercepat upaya memvaksin masyarakat keseluruhannya. Menurut catatan, hanya sebesar 2,6 juta penduduk Australia yang mendapat suntikan pertama dari 26 juta jumlah tota penduduk Australia. Para pengkritiknya menyerang balik bahwa satu infeksi baru sudah terjadi dalam sistem karantina dan mengenai ribuan pengunjung, Ini menjadi satu alasan untuk menutup seluruh negara, dan Melbourne sebagai kota terbesar kedua di Australia. Dengan kemunculan outbreak baru di Victoria, maka antrian testing kembali menjadi pemandangan yang bisa dilihat di kota Melbourne akhir-akhir ini. Masyarakat Australia sendiri diperbolehkan memilih vaksin apa yang mereka inginkan, asalkan yang sudah disetujui oleh Pemerintah. (Isk – dari berbagai sumber)