Jakarta – Sebanyak sekitar 8.309 personel gabungan TNI-Polri, Pemprov, dan elemen masyarakat disiagakan untuk pengamanan perhelatan akbar Pekan Olahraga Nasional (PON) XX, di Papua pada 2 Oktober hingga 15 Oktober 2021. Serangkaian simulasi sistem pengamanan kota telah digelar untuk berlatih mengantisipasi gangguan keamanan dan ketertiban masyarakat (kamtibmas) serta pergerakan massa yang cukup besar.
“Sekitar 8.309, ya tim gabungan termasuk partisipasi dari masyarakat ada berapa kelompok warga, termasuk Satpol PP dan sebagainya,” ujar Kabid Humas Polda Papua Komisaris Besar Polisi Ahmad Musthofa Kamal, dalam wawancara , Senin (6/9/2021).
Dikatakan Kamal, para personel telah melaksanakan simulasi mengantisipasi kemungkinan terjadi gangguan kamtibmas atau pergerakan massa yang cukup besar pada Sabtu (4/9/2021) kemarin. Simulasi ini digelar oleh jajaran Polda Papua, TNI dan masyarakat.
“Sudah kita antisipasi dengan segala kekuatan baik yang ada standby di Polda Papua, maupun semua Polres yang ada di Kota dan Kabupaten Jayapura. Kemarin sudah kita laksanakan dengan rekan-rekan TNI, kemudian ini adalah upaya-upaya ketika ada kelompok-kelompok yang akan mengganggu situasi dan kondisi proses gelaran PON di Papua,” ungkapnya.
Kamal menyampaikan, dalam simulasi sistem pengamanan kota, dibuat skenario jika terjadi gangguan kamtibmas. Simulasi ini juga termasuk dalam pengamanan atlet dan tamu VVIP, termasuk Presiden Joko Widodo yang rencananya akan membuka PON, pada 2 Oktober mendatang.
“Itulah upaya-upaya bagaimana persatuan komando dari pimpinan kami bapak Kapolda dibantu Pangdam Cenderawasih, untuk mampu mengendalikan situasi di Kota Jayapura dan Kabupaten Jayapura, ini sudah kita lakukan semaksimal mungkin. Dan ini jadi gambaran kepada seluruh anggota yang terlibat dalam pengamanan PON, apa dan bagaimana dimengerti, dan saat itu terjadi maka seluruh anggota akan melaksanakan apa yang sudah menjadi kewajiban yang bersangkutan. Tinggal tunggu perintah, instruksi, laksanakan. Itu yang kita pedomani,” katanya.
Kamal menambahkan, para personel juga melakukan simulasi pengamanan venue dan pertandingan. Jangan sampai ketika ada pertandingan atau aktivitas lain peserta dan official terhambat. Dalam simulasi ini, kata Kamal, pihaknya menyimulasikan PON dihadiri oleh penonton.
“Kita simulasikan ada penonton, kalau tidak ada penonton lebih mudah, tapi ketika ada penonton kita prediksikan penonton itu 3.000 ternyata penontonnya 5.000, itu lebih susah. Jadi kita prediksikan dalam skenario itu tetap ada penonton, sehingga antisipasi apa yang kita lakukan. Kalau tidak ada penonton kan mudah mengantisipasi karena risiko-risiko yang dihadapi. Selain kita harus mengamankan atlet, official, panitia, kita juga amankan penonton itu kan tanggung jawab kita sebagai aparat keamanan untuk bagaimana mampu melindungi seluruh warga masyarakat di sekitar lokasi pergelaran PON,” katanya.
Sumber: BeritaSatu.com