Kementerian Kesehatan mengungkapkan banyak sekali aduan masyarakat yang mengeluh kinerja aplikasi Pedulilindungi, mulai dari kecepatan aplikasi hingga nama pengguna tidak terdaftar.
Kepala Transformasi Digital Kementerian Kesehatan, Setiaji, mengatakan sedikitnya ada 30 ribu keluhan masyarakat terhadap Pedulilindungi.
“Kurang lebih 20-30 ribu email (keluhan masyarakat) yang masuk ke sistem kami,” kata Setiaji dalam jumpa pers virtual, Kamis (7/10/2021).
Dia menyebut pihaknya kini terus berupaya memperbaiki sistem Pedulilindungi, salah satunya dengan menambah tenaga kerja untuk menjawab keluhan masyarakat.
“Saat ini sudah ditambah hampir 200 orang yang menghandle email tersebut sehingga antrean untuk bisa menjawab terhadap komplain-komplain tadi menjadi lebih cepat, termasuk menggunakan model chatbot,” tuturnya.
Salah satu masalah yang paling banyak dikeluhkan pengguna Pedulilindungi adalah sertifikat vaksin tidak bisa diakses.
Setiaji menjelaskan, untuk kasus seperti itu, masyarakat harus cek terlebih dahulu di dalam website Pedulilindungi, bukan langsung ke aplikasi.
“Jadi buat masyarakat jangan langsung email ke sertifikat Pedulilindungi, tetapi klaim dulu di dalam website pedulilindungi dengan mengisi 5 parameter, seperti Nama, NIK, Tanggal Vaksin, Jenis Vaksin, dan Lokasi Vaksin, berikutnya baru masuk pedulilindungi,” jelas Setiaji.
Dalam kesempatan yang sama, Kementerian Kesehatan juga mengumumkan skrining Covid-19 melalui Pedulilindungi kini sudah bisa diakses di 15 aplikasi lain mulai Kamis (7/10/2021) hari ini.
Setiaji menyebut total ada 50 aplikasi yang akan terkoneksi dengan Pedulilindungi, namun yang sudah terintegrasi baru 15 aplikasi.
Ke-15 aplikasi itu antara lain; Gojek, Grab, Tokopedia, Shopee, Tiket.com, Loket.com, Traveloka, DANA, Livin’ by Mandiri, Cinema XXI, LinkAja!, GOERS, JAKI, BNI Mobile, dan M-Cash.