Probolinggo | ikilhojatim – Tahapan pelaksanaan Pemilihan Kepala Desa (Pilkades) tahap II untuk 253 desa di Kabupaten Probolinggo, terus bergulir. Saat ini, tahapan itu masih dalam pembukaan pendaftaran bagi bakal calon kades (bacakades).
Namun, dalam masa pendaftaran itu, banyak bacakades yang mengeluh. Sebab, pelayanan dari instansi pemerintah setempat yang tidak maksimal.
Salah satunya seperti yang disampaikan Kasmadi, bacakades asal Desa Ledok Ombo Kecamatan Sumber. Ia mengeluhkan pelayanan di Dinas Pendidikan (Dispendik) yang sangat buruk.
Ia mengaku sudah tujuh hari berada di Kota Kraksaan untuk mengurus administrasi pendaftaran pilkades tersebut. Namun, selama berhari-hari ngalor-ngidul itu, tidak membuahkan hasil.
Justru sebaliknya, ia merasa kecewa lantaran berkas yang telah diajukan ke Dispendik, yang sudah 90 persen, tiba-tiba banyak berkas yang hilang.
“Sudah saya ajukan. Kelengkapan berkas saya 90 persen. 10 persen itu hanya tinggal saksi saja. Nah, saat saya datangkan saksi itu, malah berkas yang sudah saya ajukan banyak hilang di Dispendik. Kok bisa buruk begini pelayanan dan tanggung jawabnya?,” ungkap Kasmadi saat ditemui di halaman Dispendik setempat.
Saat ini, Kusmadi hanya bisa meratap dan tak habis pikir dengan fakta yang dialaminya. Kakinya lecet akibat gesekan sepatu. Selama 7 hari mempersiapkan berkas itu, ia tidur ngebolang di dalam mobil.
“7 hari saya di Kraksaan ini. Mau bolak-balik ke desa jauh sekali. Saya tidur di mobil setiap malam. Ternyata pelayanannya justru kayak gini,” kata dia sambil menunjukkan kakinya yang luka lecet akibat gesekan sepatunya.
Hal senada juga disampaikan Abdurrahman, salah satu warga Kecamatan Tiris yang kala itu menemani saudaranya melengkapi administrasi pilkades di Dispendik.
Kata Abdurrahman, pelayanan di Dispendik sangat buruk. Banyak bacakades yang bolak-balik untuk melengkapi berkas mereka.
“Kayak yang dipimpong itu. Mereka sebenarnya keberatan persoalan saksi itu. Karena saksi itu membuat harus bolak balik,” kata dia.
Sementara itu, Kepala Dispendik Kabupaten Probolinggo, Fathur Rosi belum bisa dimintai keterangan. Saat dikunjungi ke kantornya sore itu, masih melakukan rapat. Begitu pula Sekretaris Dispendik, Edi Karyawan. Bahkan Edi tidak menjawab saat dihubungi via telepon. (dza/dik)