Jakarta – Densus 88 Antiteror Polri menangkap sejumlah tersangka teroris jaringan Jamaah Islamiyah (JI) yang berperan sebagai penggalang dana. Densus mengungkap ragam modus anggota JI mengumpulkan dana. Kabag Bantuan Operasi Densus 88 Kombes Aswin Siregar mengatakan JI menjalankan fungsi pengumpulan dana melalui bidang JI yang bernama Thazis. JI memiliki sejumlah metode untuk mengumpulkan dana.
“Program wakaf produktif, yaitu menerima wakaf atau hibah dari perorangan yang biasanya merupakan anggota JI, seperti wakaf produktif kebun kurma seluas kurang lebih 4 hektare di Lampung yang dikelola S. Hasil panen dimasukkan dalam hasil pendapatan ABA (Abdurrahman Bin Auf) pusat,” jelasnya.
Kabag Bantuan Operasi Densus 88 mengatakan anggota JI juga menggalang dana dengan menyebarkan kotak-kotak amal di tempat ramai lainnya. Total kotak amal yayasan Abdurrahman Bin Auf di seluruh Indonesia mencapai sekitar 13.000 kotak amal. JI juga diduga menyebarkan kaleng-kaleng sumbangan dengan nama program Gerakan Sehari Seribu (GSS). Ada sekitar 19.000 kaleng yang disebar oleh seluruh kantor cabang yayasan Abdurahman Bin Auf.
Kabag Bantuan Operasi Densus 88 mengatakan para tersangka teroris JI kerap mengirim proposal kepada tokoh masyarakat yang dinilai memiliki harta berlebih. Densus mengklaim telah mendeteksi metode pengumpulan dana seperti itu di Jakarta. JI juga bergerak mengumpulkan dana melalui dunia maya. Modusnya, mereka mencantumkan nomor rekening di website yayasan amal LAZ BM ABA (Lembaga Amil Zakat Baitul Maal Abdurrahman Bin Auf) untuk memberi bantuan ke Palestina.
“Mengirimkan proposal program kepada tokoh-tokoh masyarakat yang mempunyai kelebihan harta seperti yang sudah dilakukan wilayah cabang Jakarta. Metode online adalah donasi dengan menggunakan platform media internet dengan mencantumkan nomor rekening di website yayasan ABA pusat dan blogspot yayasan kantor cabang dengan mencantumkan rekening yayasan cabang, yayasan yang memiliki blogspot: Jakarta, Lampung, dan Malang. Dalam website, blogspot, dan media sosial, yayasan ABA mempromosikan/menampilkan program-program yayasan ABA, seperti bantuan masyarakat Palestina dan donasi bencana alam sehingga masyarakat umum tergerak. Adapun target penyumbang berasal masyarakat umum,” terangnya.
Sebelumnya, ada lebih dari 2.000 kotak amal LAZ BM ABA yang disebar teroris JI di Lampung. Dana yang dikumpulkan akan digunakan untuk kegiatan JI. BM ABA cabang Lampung biasa mengumpulkan dana Rp 70 juta dalam sebulan. Dana itu terkumpul dari kotak amal yang disebar. Adapun dana yang dihimpun dipergunakan oleh teroris JI untuk memberangkatkan kadernya ke negara konflik, seperti Afghanistan, Suriah, dan Irak. Di sana, mereka dilatih kemampuan militernya hingga menjalin silaturahmi dengan kelompok radikal. Pihaknya telah menyita sekitar 780 dari 2.000 kotak amal milik BM ABA Lampung. Selain kotak amal, Densus turut menyita sejumlah dokumen.
“Selama ini jumlah kotak amal yang disebar di wilayah Lampung lebih dari 2.000 kotak amal,” Ini merupakan salah satu kantor BM ABA Lampung, ditemukan sebanyak 780 buah kotak amal yang sengaja disembunyikan oleh JI setelah tertangkapnya salah satu Ketua BM ABA Fatria Sanjaya tahun lalu di Jakarta,” pungkasnya.
Sumber: Tribratanews.polri.go.id