BANDAR LAMPUNG — Calon ketua umum Pengurus Besar (PB) Nahdlatul Ulama (NU) KH Yahya Cholil Staquf atau Gus Yahya mengeklaim sudah mengantongi dukungan 474 pengurus cabang (PC) dan pengurus wilayah (PW) NU pada Pemilihan Ketua Umum PBNU pada Muktamar ke-34 NU di GSG UIN Raden Intan Lampung, Kamis (23/12) malam.
“Saya sudah bertemu 474 pengurus PCNU dan PWNU se-Indonesia di sebuah hotel tadi malam,” kata Wakil Ketum PBNU demisioner Gus Yahya pada konferensi pers di UIN Raden Intan Lampung, Kamis (23/12).
Menurut dia, pertemuan dengan 474 pengurus PC dan PWNU sudah lama dijalin saat kunjungan ke daerah-daerah. Dia mengaku mendengar dan menampung semua keluhan dan harapan pengurus PC dan PW se-Indonesia.
“Saya sudah mendengar keluhan mereka. Hal terkait kebutuhan untuk memperkuat komunikasi struktural antara PBNU dan PCNU, PWNU selama ini,” katanya.
Mengenai adanya wacana aklamasi dengan sebelumnya mencapai mufakat dan musyawarah sebelum pemilihan, Gus Yahya mengatakan, sesuai tata tertib pemilihan semua dapat dilalui dengan bermusyawarah terlebih dahulu. “Semua bisa saja terjadi, tapi kalau tidak putus, dilakukan pemungutan suara,” katanya.
Menurut dia, hal yang sudah disampaikan kepada PC dan PWNU paling prinsip menuju muktamar yang baik harus atas dasar kejujuran. Semua peserta muktamar, ujar dia, harus jujur dalam melaksanakan amanat muktamirin, apalagi menjelang NU memasuki abad kedua. “Momentum ini jangan ada yang mencemari proses ini. Saya berhusnuzon saja,” kata Gus Yahya.
Maju sebagai calon ketum PBNU, Gus Yahya ingin mengimplementasikan dan cara menghidupkan lagi Gus Dur. Sebab, apa yang sudah dilakukan Gus Dur selama ini dinilai masih relevan bagi kemajuan PBNU lima tahun ke depan.
Menurut dia, tidak mungkin menemukan pengganti personal seperti Gus Dur.
“Seratus tahun belum tentu hadir sekualitas figur tersebut.”
Gus Yahya menjelaskan, menghidupkan Gus Dur maksudnya melakukan interpretasinya dengan Gus Dur. “Saya tidak mempretensi paling akurat sempurna, tapi saya coba memanifestasikan agar orang bisa merasakan lagi kehadiran Gus Dur,” ujarnya.
Sampai sebelum waktu pemilihan, masih beredar dua nama pada kalangan peserta muktamar, yakni KH Said Aqil Siraj dan Gus Yahya.