WARGABICARA.COM – Kerusuhan terjadi antara warga dan aparat kepolisian di lokasi perusahaan perkebunan sawit PT Hamparan Masawit Bangun Persada (HMBP) 1 Kabupaten Seruyan, Kalimantan Tengah, Sabtu (7/10/2023).
Akibat konflik ini, satu warga tewas diduga tertembak dan satu lainnya mengalami luka berat.
Identitas korban tewas adalah Gijik (35), sedangkan korban luka adalah Taufikurahman (23).
Kronologi
Pengemudi ambulans Desa Bangkal, Fery menceritakan detik-detik sebelum penembakan.
”Mereka sedang duduk-duduk saat aksi. Namun, Taufikurahman lalu tertembak. Gijik yang hendak menolong malah kena tembak,” kata Fery yang bertugas mengantarkan korban tewas dan luka ke RSUD dr Murjani Sampit, seperti dikutip dari Kompas.id.
Sementara itu, berdasarkan keterangan pihak kepolisian, bentrok warga dan polisi di Seruyan pecah pada Sabtu siang sekitar pukul 12.30 WIB.
Kabid Humas Polda Kalteng, Kombes Erlan Munaji mengatakan, polisi sedang melakukan pengamanan konflik di lahan perhebunan milik PT HMBP 1.
Dari versi polisi, sejumlah warga mengadang aparat sambil membawa ketapel dan tombak.
“Sehingga terpaksa diamankan, namun warga tidak terima sehingga warga melakukan perlawanan dan menyerang petugas,” kata dia kepada Kompas.com, Sabtu (7/10/2023).
Bentrokan pun tidak terhindarkan. Akibatnya satu orang warga tewas diduga tertembak, sementara 1 orang lainnya mengalami luka berat. Mereka kini telah dilarikan ke rumah sakit terdekat.
Klaim tak pakai peluru tajam
Sementara mengenai dugaan penembakan yang dilakukan oleh aparat, dia mengeklaim bahwa semua petugas sudah menjalankan tugas sesuai aturan.
“Tidak ada anggota polisi yang dibekali dengan peluru peluru tajam, hanya dibekali dengan gas air mata, peluru hampa dan peluru karet,” kata Erlan Munaji.
Erlan mengatakan, polisi yang terlibat dalam penertiban itu hanya dibekali gas air mata, peluru hampa, dan peluru karet.
Terkait adanya warga yang tewas dengan luka serupa tembakan, Erlan menyatakan Polda Kalimantan Tengah bakal menyelidikinya.
“Kami akan lihat (lewat) proses otopsi,” sebut Erlan.
Lewat otopsi jenazah, diharapkan diketahui jenis peluru dan senjata yang menyebabkan seorang warga itu tewas.
Dia menegaskan, jika nantinya ada polisi yang melakukan pelanggaran sehingga menyebabkan kematian warga di Seruyan, bakal ada tindakan untuk oknum tersebut.
Bukan konflik pertama kali
Bentrokan bukan pertama kali. Kerusuhan dan konflik disebut telah terjadi sejak 16 September 2023.
Awal mulanya konflik diduga karena masalah tuntutan warga Desa Bangkal, Kabupaten Seruyan pada PT HMBP 1 agar memberikan kebun plasma sebanyak 20 persen, namun hal ini belum juga terealisasi setelah puluhan tahun.
Warga dan perusahaan belum sepakat karena warga menginginkan kebun plasma sebanyak 443 hektare, sedangkan perusahaan hanya bisa memberikan lahan seluas 235 hektare.
Kericuhan sempat terjadi dalam demonstrasi warga Desa Bangkal, Seruyan pada Kamis (21/9/2023) lalu di area pabrik perkebunan sawit PT. HMBP 1. Saat itu polisi disebut menembakkan gas air mata.
Baca Juga: Kronologi Kasus Mentan SYL