WargaBicara.com – Taruna Ikrar bakal dilantik menjadi Kepala BPOM, oleh Presiden Jokowi Senin (19/8). Ia akan menggantikan Penny Lukito.
Taruna telah tiba di Istana Negara pukul 08.20 WIB. Ia memakai setelan jas lengkap.
Seperti apa profil Taruna?
Taruna Ikrar lahir di Makassar, 15 April 1969. Taruna aktif berorganisasi dan menulis. Ceramah Taruna Ikrar bisa disaksikan di akun Youtube pribadinya.
Ia pernah menjabat sebagai spesialis laboratorium di departemen anatomi dan neurobiologi di Universitas California di Irvine, AS.
Pria kelahiran Makassar, Sulawesi Selatan ini adalah salah satu pemegang paten metode pemetaan otak manusia sejak tahun 2009. Taruna Ikrar juga merupakan anggota tim peneliti obat dan vaksin di ASGCT California, Amerika Serikat.
Taruna Ikrar juga menjabat sebagai wakil ketua PB Ikatan Dokter Indonesia (IDI) periode 2000-2003.
Selain itu Taruna Ikrar pernah menjadi anggota Ikatan Ilmuwan Indonesia Internasional (I-4). Ia juga pernah menjabat sebagai Wakil Ketua Umum I-4 periode 2011-2013 dan 2012-2015.
Pada 2017, ia sempat menjadi perbincangan hangat di media sosial, karena adanya keraguan dari beberapa pihak tentang sejumlah penghargaan dan gelar guru besarnya di bidang kedokteran spesialis otak.
Taruna pernah mengklaim dirinya menjadi salah satu nominee penerima Nobel tahun 2016 terkait penelitian optogenetics. Optogenetics adalah konstelasi optik, genetik, dan bioteknologi memadukan aplikasi genetik dengan optik untuk mempelajari fungsi sekelompok sel.
Selain soal Nobel, Dr Taruna Ikrar juga disebut mengklaim sebagai dekan dan profesor di Pacific Health Science University (PHSU) dan National Health University. Klaim ini juga diragukan.
Gelar profesor bagi dr Taruna Ikrar MBiomed PhD juga pernah dicabut oleh Mendikbudristek Nadiem Makarim. Taruna Ikrar sebelumnya tercatat sebagai guru besar Universitas Malahayati, Bandar Lampung.
Pencabutan gelar profesor Taruna Ikrar tertuang dalam Keputusan Mendikbudristek (Kepmendikbudristek) No 48674/M/07/2023 tentang Penyetaraan Jabatan Akademik Dosen tertanggal 30 Agustus 2023.
Tahun 2020, Taruna juga sempat memicu polemik setelah diangkat oleh Menkes Terawan Putranto sebagai Ketua Konsil Kedokteran (KKI). IDI yang berseberangan dengan Terawan, memprotes pengangkatan itu.
Pada tahun 2022, saat Terawan tak lagi menjadi menteri setelah diresheffle di tengah wabah COVID-19, Taruna menjadi promotor pengukuhan koleganya, Terawan, sebagai Profesor Kehormatan di Universitas Pertahanan RI (Unhan).
Terawan selama ini dekat dengan para petinggi negara terkait dengan metode medis “cuci otak” dan vaksin Nusantara yang dijalankannya di RSPAD Gatot Subroto. Dia juga mendirikan Persatuan Dokter Seluruh Indonesia (PDSI) yang oleh KKI disebut sederajat dengan IDI.
Baca Juga : Sinergitas TNI-Polri Kota Cirebon Bersama STIKES dan Karang Taruna Cegah Penyebaran Covid-19
Dapatkan informasi terupdate berita polpuler harian dari WargaBicara.com. Untuk kerjasama lainya bisa kontak email tau sosial media kami lainnya.