Mesir Tahan Ratusan Peserta Aksi Global March to Gaza, Puluhan Dideportasi

Mesir-Deportasi-Puluhan-Aktivis-Pro-Palestina-Jelang-Aksi-Global-March-to-Gaza

Mesir-Deportasi-Puluhan-Aktivis-Pro-Palestina-Jelang-Aksi-Global-March-to-Gaza

WargaBicara.com – Otoritas Mesir menahan lebih dari 200 aktivis internasional yang tiba di Kairo untuk mengikuti aksi Global March to Gaza, dan mendeportasi puluhan lainnya, di tengah meningkatnya upaya internasional untuk menekan Israel mengakhiri blokade Jalur Gaza.

Informasi tersebut disampaikan panitia penyelenggara dan sejumlah sumber keamanan serta bandara pada Kamis (12/6/2025). Mereka menyebutkan bahwa ratusan peserta dari berbagai negara telah tiba di Mesir pekan ini untuk bergabung dalam aksi damai yang bertujuan mengakhiri blokade serta menarik perhatian dunia terhadap krisis kemanusiaan di wilayah Gaza.

Menurut juru bicara aksi, Seif Abu Kshik, lebih dari 200 orang ditahan dari Bandara Internasional Kairo dan beberapa hotel tempat mereka menginap. Para aktivis tersebut berasal dari berbagai negara, termasuk Amerika Serikat, Australia, Prancis, Belanda, Spanyol, Maroko, dan Aljazair.

Sumber di Bandara Istanbul, seperti dikutip Reuters, menyebutkan bahwa sedikitnya 73 warga asing telah dideportasi ke Turki dengan alasan pelanggaran aturan masuk Mesir. Sekitar 100 orang lainnya masih menunggu deportasi.

Sementara itu, pihak Kementerian Luar Negeri Mesir belum memberikan tanggapan atas permintaan keterangan dari Reuters. Namun dalam pernyataan sebelumnya, kementerian menegaskan bahwa kunjungan ke wilayah perbatasan Rafah harus melalui koordinasi dengan perwakilan diplomatik dan otoritas setempat demi alasan keamanan.

Panitia aksi mengklaim telah mengikuti seluruh prosedur resmi, termasuk berkoordinasi dengan lebih dari 15 kedutaan Mesir dan Kementerian Luar Negeri dalam dua bulan terakhir. “Kami telah mengajukan lebih dari 50 permohonan izin, namun tak satu pun mendapat tanggapan,” ujar Abu Kshik kepada AFP.

Ia juga menuturkan bahwa sejumlah petugas berpakaian sipil memasuki hotel tempat aktivis menginap, menyita ponsel, memeriksa barang pribadi, serta menahan beberapa peserta setelah melakukan interogasi. “Mereka datang membawa daftar nama, memeriksa kamar, dan menahan sebagian orang,” katanya.

Menurut laporan penyelenggara, lebih dari 20 warga Prancis ditahan di Bandara Kairo selama lebih dari 18 jam. Peserta dari Aljazair dan Kolombia termasuk di antara mereka yang telah dideportasi.

Israel Minta Mesir Cegah Aksi

Menteri Pertahanan Israel, Yisrael Katz, menyatakan bahwa militer Israel telah diperintahkan untuk mencegah apa yang ia sebut sebagai “demonstran jihadis” memasuki Gaza dari Mesir. Ia juga mendesak Mesir untuk menghentikan pergerakan peserta menuju perbatasan, yang ia anggap sebagai bentuk provokasi.

Menanggapi pernyataan tersebut, Kementerian Luar Negeri Mesir menegaskan bahwa upaya internasional seharusnya difokuskan pada desakan terhadap Israel untuk membuka akses ke Gaza melalui perbatasan Rafah dari sisi Palestina, guna memungkinkan masuknya bantuan kemanusiaan.

Aksi Solidaritas Lain Bergerak dari Afrika Utara

Di sisi lain, sebuah konvoi solidaritas bernama Al-Sumud (yang berarti “Keteguhan”) juga tengah bergerak menuju Gaza. Rombongan yang terdiri dari ratusan aktivis asal Tunisia, Maroko, Aljazair, dan Mauritania itu telah tiba di Tripoli, Libya, pada Rabu dan melanjutkan perjalanan menuju perbatasan timur Libya yang berbatasan dengan Mesir.

Aksi-aksi ini digelar di tengah krisis kemanusiaan yang memburuk di Jalur Gaza, menyusul penutupan total akses masuk oleh Israel sejak 2 Maret lalu. Perang yang pecah pada 7 Oktober 2023 terus memakan korban.

Menurut otoritas kesehatan di Gaza, lebih dari 182.000 warga Palestina dilaporkan tewas, sementara lebih dari 11.000 orang hilang dan ratusan ribu lainnya mengungsi. Sebagian besar korban adalah perempuan dan anak-anak.

Baca Juga : Popemobile Paus Fransiskus Diubah Jadi Klinik Keliling untuk Anak-anak Gaza

Exit mobile version