Jakarta – Badan Eksekutif Mahasiswa Seluruh Indonesia (BEM SI) Kerakyatan resmi membatalkan rencana aksi demonstrasi bertajuk “Indonesia C(emas) Jilid II” yang sedianya digelar pada Selasa, 2 September 2025. Pembatalan dilakukan setelah mempertimbangkan situasi keamanan di Jakarta dan sejumlah daerah yang dinilai belum kondusif.
Koordinator Pusat BEM SI Kerakyatan, Muhammad Ikram, menyampaikan bahwa keputusan ini diambil atas dasar pertimbangan matang demi menghindari potensi kericuhan lebih lanjut.
“Melihat kondisi di wilayah Jakarta dan beberapa daerah yang semakin tidak kondusif karena banyaknya kerusuhan, kami memutuskan menunda aksi ini. Ini bukan pembatalan aspirasi, tetapi penundaan hingga waktu yang lebih strategis,” ujar Ikram dalam keterangan resmi.
Tuntutan Tetap Disuarakan, Aksi Hanya Ditunda
Ikram menegaskan bahwa meskipun aksi fisik ditunda, aspirasi dan tuntutan mahasiswa tetap akan disuarakan. Pihaknya hanya memilih waktu yang dianggap lebih tepat agar pesan yang ingin disampaikan dapat diterima secara luas oleh masyarakat dan pemerintah.
“Kami mundur selangkah untuk maju dua langkah ke depan. Aksi tetap akan digelar dalam waktu dekat, dengan persiapan yang lebih matang dan situasi yang lebih aman,” jelasnya.
Daftar 11 Tuntutan Aksi Indonesia C(emas) Jilid II
Berdasarkan informasi yang beredar, BEM SI Kerakyatan mengusung 11 tuntutan utama, yang terbagi dalam dua kategori:
✅ Tuntutan Jangka Pendek (hingga 5 September 2025):
- Pembentukan tim investigasi independen untuk menyelidiki kekerasan aparat saat aksi mahasiswa pada 28–30 Agustus 2025.
✅ Tuntutan Jangka Panjang (hingga 31 Agustus 2026):
- Pengesahan RUU Perampasan Aset
- Reformasi sistem partai politik
- Revisi kebijakan pajak dan subsidi
- Peninjauan ulang UU Cipta Kerja
- Penguatan perlindungan hak sipil
- Transparansi dan akuntabilitas DPR
- Perbaikan sektor pendidikan dan kesehatan
- Penegakan hukum secara adil dan tidak tebang pilih
- Evaluasi kinerja aparat keamanan
- Penolakan terhadap segala bentuk represi terhadap kebebasan berpendapat
Patroli Gabungan Disiagakan, 350 Personel Dikerahkan
Meski aksi telah dibatalkan, aparat keamanan tetap menyiagakan patroli gabungan TNI-Polri di wilayah DKI Jakarta. Polda Metro Jaya mengerahkan 350 personel gabungan dalam pola patroli bergilir setiap dua jam.
Karoops Polda Metro Jaya, Kombes Pol I Ketut Gede Wijatmika, menyampaikan bahwa langkah ini diambil untuk memastikan situasi tetap kondusif dan mencegah gangguan keamanan, baik dari kelompok anarko maupun provokator lain.
“Kami tetap bersiaga sebagai langkah antisipasi. Semoga mahasiswa tetap menjadi mitra kritis dan tidak terprovokasi oleh agenda pihak-pihak yang ingin merusak ketertiban umum,” ujarnya.
Aksi Mahasiswa Sebelumnya Diwarnai Ketegangan
Aksi sebelumnya yang digelar oleh BEM SI dan BEM SI Kerakyatan pada akhir Agustus sempat diwarnai bentrokan dengan aparat di sekitar kompleks DPR/MPR dan kawasan Patung Kuda, Jakarta. Gas air mata ditembakkan, beberapa peserta mengalami luka, dan puluhan mahasiswa dilaporkan pingsan akibat sesak napas.
Situasi tersebut menjadi salah satu alasan utama pembatalan aksi lanjutan yang direncanakan untuk 2 September.
BEM SI Kerakyatan menegaskan bahwa pembatalan aksi bukanlah bentuk pengunduran diri dari perjuangan, melainkan langkah strategis untuk memastikan aspirasi mahasiswa dapat tersampaikan secara efektif dan tidak ditunggangi oleh pihak-pihak yang ingin memicu kekerasan.