Jakarta – Setelah insiden penjarahan yang terjadi di kediaman Menteri Keuangan Sri Mulyani Indrawati, ia menyampaikan permintaan maaf terbuka kepada publik. Seiring dengan pernyataan tersebut, sejumlah warga mulai mengembalikan barang-barang yang sempat dibawa dari rumah Sri Mulyani saat kerusuhan terjadi.
Melalui akun Instagram resminya, Sri Mulyani menyatakan permohonan maaf atas segala kekurangan yang terjadi, dan berjanji untuk terus memperbaiki diri serta instansi yang ia pimpin.
“Kami mohon maaf, pasti masih banyak sekali kekurangan. Bismillah, kami perbaiki terus menerus,” tulisnya dalam unggahan yang menjadi perhatian publik.
Mantan Direktur Pelaksana Bank Dunia itu juga menekankan pentingnya menjaga nilai-nilai demokrasi yang beradab. Menurutnya, Indonesia memiliki mekanisme konstitusional yang harus dihormati, seperti judicial review di Mahkamah Konstitusi dan Mahkamah Agung.
Ajak Masyarakat Jaga Moralitas dan Demokrasi
Sri Mulyani menyoroti pentingnya etika dalam demokrasi. Ia mengajak seluruh elemen masyarakat untuk tidak terjebak dalam narasi anarki atau kebencian, dan mengedepankan cara-cara damai dan bermartabat dalam menyampaikan aspirasi.
“Jangan jadikan demokrasi sebagai topeng untuk kekerasan, tapi sebagai alat memperjuangkan nilai secara bermoral,” tegasnya.
Barang-Barang Jarahan Dikembalikan Warga
Usai peristiwa penjarahan, sejumlah warga menunjukkan itikad baik dengan mengembalikan barang-barang dari rumah Sri Mulyani. Salah satunya adalah seorang pemuda berusia 18 tahun bernama Geo, yang mengembalikan sejumlah barang seperti mobil mainan anak, panci, gelas, dan mangkuk kaca.
“Saya kembalikan saja. Daripada dikira yang enggak-enggak,” ucap Geo kepada media saat mengembalikan barang di depan rumah Sri Mulyani.
Pengembalian dilakukan secara sukarela tanpa tekanan, dan mendapat apresiasi dari pihak kepolisian setempat, yang berharap tindakan Geo menjadi contoh bagi masyarakat lainnya.
Polisi Apresiasi Sikap Warga
Aparat kepolisian menyambut baik langkah warga yang mengembalikan barang-barang hasil penjarahan. Mereka menilai tindakan tersebut sebagai bentuk kesadaran hukum dan moral yang patut ditiru.
Barang-barang yang dikembalikan akan didata dan diamankan sebagai bagian dari proses penyelidikan terhadap peristiwa penjarahan yang masih terus dikembangkan.
Peristiwa penjarahan rumah Menteri Keuangan Sri Mulyani menjadi momen refleksi nasional. Selain respons terbuka dari Sri Mulyani berupa permintaan maaf dan komitmen evaluasi, muncul pula kesadaran warga untuk mengembalikan barang-barang yang bukan miliknya.