Jakarta – Ratusan mahasiswa yang tergabung dalam BEM UI, BEM SI, dan UIN Jakarta menggelar aksi di depan Gedung DPR RI, Selasa (9/9/2025). Dalam aksinya, mereka mendesak pemerintah dan DPR segera menuntaskan 17+8 Tuntutan Rakyat yang mereka nilai tak kunjung terealisasi.
Bawa Spanduk “Rakyat Tagih Janji”
Aksi mahasiswa berlangsung sejak siang. Massa membawa spanduk bertuliskan “Rakyat Tagih Janji” sambil menyuarakan kritik terhadap minimnya respons DPR.
Mereka menegaskan bahwa kehadiran di Senayan bukan untuk sekadar seremonial, melainkan menuntut dialog terbuka dengan wakil rakyat.
Hanya 3 dari 17 Tuntutan Terpenuhi
Menurut kajian mahasiswa, dari 17 tuntutan jangka pendek, baru 3 yang terealisasi. Sementara 10 masih berupa janji, 4 mundur, dan 8 belum sama sekali ditindaklanjuti.
“Sejauh ini progres 0 besar dalam hal realisasi. Kami siap dialog, tapi pemerintah dan DPR harus terbuka,” kata Diallo Hujanbiru, perwakilan BEM UI.
Apa Itu 17+8 Tuntutan Rakyat?
Istilah 17+8 merujuk pada total 25 poin aspirasi:
- 17 tuntutan jangka pendek, ditargetkan selesai dalam waktu seminggu sejak 31 Agustus 2025.
- 8 tuntutan jangka panjang, dengan tenggat satu tahun atau hingga 31 Agustus 2026.
Isinya mencakup isu krusial: penghapusan tunjangan DPR, transparansi anggaran, investigasi pelanggaran HAM, reformasi militer, hingga audit kinerja legislatif.
Aksi Tertib, Bubarkan Diri Sore Hari
Aksi mahasiswa berlangsung tertib dan kondusif. Sekitar pukul 17.45 WIB, massa membubarkan diri sambil menyanyikan lagu perpisahan. Lalu lintas di sekitar Senayan kembali normal setelah area dibersihkan petugas.
Demo mahasiswa di DPR kali ini menegaskan kekecewaan publik atas lambannya pemerintah dan DPR memenuhi 17+8 Tuntutan Rakyat. Meski hanya sebagian kecil yang dipenuhi, mahasiswa berkomitmen terus mengawal janji reformasi hingga benar-benar terealisasi.
Baca Juga : Aliansi Buruh Gelar Demo di Patung Kuda, Angkat 5 Tuntutan Prioritas untuk Rakyat