WowKeren.com – Penanganan COVID-19 jelas membutuhkan dana yang besar, apalagi di Indonesia sendiri pengobatan seluruh pasien terkait penyakit ini dibebankan kepada negara. Padahal diketahui pula saat ini perekonomian dunia sedang kolaps akibat “gempuran” pandemi COVID-19.
Situasi itu pun memunculkan sejumlah gagasan dari ekonom Indef, Bhima Yudhistira. Mulai dari reformasi birokrasi sampai pemotongan gaji para pejabat negara.
Disampaikan dalam Webinar “Indonesia Leaders Talk” pada Senin (7/9) malam, Bhima mengusulkan agar gaji Presiden Joko Widodo dan jajaran menterinya dipotong, termasuk dengan segala tunjangan yang melekat.
Bahkan Bhima juga mengusulkan agar sang presiden tidak menerima terlebih dahulu gajinya selama setidaknya tiga bulan, untuk kemudian dialihkan kepada dana penanganan COVID-19. Semua ini dilakukan demi mengurangi beban utang yang mesti ditanggung negara akibat penanganan pandemi.
“Kalau menurut saya potong gaji, semua eselon I termasuk juga menteri, tunjangan semua,” ujar Bhima, dilansir dari CNN Indonesia, Selasa (8/9). “Bukan cuma tunjangan perjalanan dinas, kalau perjalan dinas sudah pasti tidak ada perjalanan dinas selama pandemi, tapi tunjangan lainnya, seperti tunjangan jabatan dan segala macam itu harusnya dipotong.”
Bhima pun mendorong agar pemerintah mengimplementasikan rencana reformasi birokrasi dengan sebaik-baiknya. Yakni seperti membubarkan kementerian dan lembaga yang tidak produktif demi penghematan anggaran negara.
Bhima berpandangan rencana ini sudah digagas dan mulai diaplikasikan oleh pemerintahan periode kedua Jokowi, meski masih kurang maksimal. Sebab saat ini pemerintah malah fokus membubarkan lembaga atau komisi yang sejak awal memang sudah “hidup segan mati tak mau”.
“(Bila dibubarkan) itu ada penghematan luar biasa. Save (hemat) Rp 200 miliar untuk stimulus UMKM, kesehatan, dan perlindungan sosial,” tutur Bhima.
Tak hanya itu, Bhima juga mengusulkan agar Bank Indonesia menurunkan kembali suku bunga acuan sebesar 100 bps, dari 4 persen menjadi 3 persen. Tujuannya supaya dana yang saat ini berhenti di deposito bisa mengalir ke sektor riil.
Sebab menurut Bhima, saat ini para investor merasa lebih menguntungkan untuk mendepositokan uang mereka ketimbang berinvestasi di UMKM misalnya. Padahal saat ini usaha-usaha semacam itu memerlukan uluran tangan lantaran kebanyakan tak sanggup dihajar wabah Corona.