Pikiran-rakyat.com – Presenter Najwa Shihab tiba-tiba membuat gempar masyarakat dengan ‘mewawancarai’ Menteri Kesehatan (Menkes) Terawan Agus Putranto di bangku kosong.
Aksi ini merupakan kelanjutan dari undangan Najwa Shihab kepada Menkes Terawan yang tak segera muncul di muka publik menjawab keresahan masyarakat di tengah pandemi Covid-19.
Tindakan Najwa Shihab pun bikin heboh masyarakat, namun ia sendiri mengungkapkan alasan di balik langkah berani untuk memancing Menkes Terawan muncul ke hadapan publik.
Video ‘wawancara bangku kosong‘ tersebut diunggah pada Senin 28 September 2020 di akun Instagram @najwashihab.
Keesokan harinya, Najwa pun memposting penjelasan atas aksinya ‘menantang’ Menkes Terawan untuk menjawab pertanyaan publik.
“Di Indonesia, treatment menghadirkan bangku kosong ini mungkin baru sehingga terasa mengejutkan.Namun, sejujurnya ini bukan ide yang baru-baru amat,” mulainya.
“Di negara demokrasi dan debat yang lebih panjang dan kuat mmisalnya Inggris atau Amerika, menghadirkan bangku kosong yang mestinya diisi pejabat publik sudah biasa,” terang Najwa.
Ia membantah kalau ‘wawancara’ yang dilakukannya adalah wawancara imajiner yang mengawang-awang dan dibuat-buat.
“Pertama, pada dasarnya saya tidak sedang melakukan wawancara, saya hanya sedang mengajukan pertanyaan,” tegas putri Quraish Shihab itu.
Menurutnya, pertanyaan boleh diajukan kapan saja, dimana saja, yang penting ada medium perantara. Tak perlu saling bertatap muka.
Alasan kedua yang diungkap Najwa ialah dirinya tidak dengan sengaja membuat-buat jawaban dari setiap pertanyaan tersebut.
Presenter yang dikenal lewat acara talkshow Mata Najwa itu cukup bermonolog, tak ada dialog dengan lawan bicara.
“Pak Terawan juga sosok yang eksis dan hidup, sehingga Pak Terawan bisa menjawabnya kapan saja, bahkan sejujurnya boleh menjawabnya di mana saja,” sambungnya.
Najwa pun mengatakan dirinya sangat mengharapkan kehadiran Menkes Terawan agar ia bisa ditemani untuk berdialog, bukan monolog dalam acaranya.
“Namun, sebagai bagian dari komunitas pers lebih luas dan juga seorang warga negara, saya sudah cukup senang jika Pak Menteri menjawab kegelisahan publik walau itu tidak dilakukan di MataNajwa,” ujar dia.
Terakhir, perempuan yang sudah berulang kali mengajak sejumlah petinggi di Kabinet Indonesia Maju untuk berbincang itu menegaskan dirinya bukan ingin mempersekusi Menkes Terawan.
Najwa mengaku hanya ingin mengawasi proses politik dan pengambilan kebijakan di pemerintahan Republik Indonesia.
“Saya memikirkan dengan cukup masak saat menghadirkan bangku kosong ini, termasuk risiko dituduh melakukan persekusi atau bullying,” tegasnya.
“Saya berkeyakinan, elite pejabat, apalagi eksekutif tertinggi setelah presiden, bukanlah pihak yang less power,” lanjut Najwa.
“Saya tidak cemas dengan Pak Terawan, karena seorang yang menjadi menteri pastilah sosok mumpuni dan berpengalaman,” imbuhnya.
“Yang kita cemaskan adalah perkembangan pandemi ini. Dan karena itulah Pak Terawan menjadi penting karena, betapa pun banyaknya tim ad-hoc yang dibentuk, urusan kesehatan tetaplah pengampunya adalah Menteri Kesehatan,” tutup Najwa.