Suara.com – Pemerintah diklaim akan mengusahakan berbagai hal demi menyelematkan maskapai penerbangan plat merah, Garuda Indonesia.
Hal ini juga ditandai dukungan terhadap manajemen Garuda Indonesia yang ingin menyelamatkan perusahaan dengan kode emiten GIAA itu.
Sebagaimana disampaikan Wakil Menteri II BUMN, Kartika Wirjoatmodjo, yang tidak ingin flag carrier tersebut bangkrut.
“Saya harus menekankan bahwa pemerintah tidak ingin membuat Garuda Indonesia bangkrut. Apa yang kami cari adalah penyelesaian utang baik di luar proses pengadilan atau melalui proses pengadilan,” kata Wirjoatmodjo, Rabu (3/11/2021).
Menurut dia, hingga kini manajemen terus mengupayakan diskusi dengan kreditor untuk merestrukturisasi utang hingga menemukan titik kesepakatan pada kuartal kedua 2022.
“Kami sedang bernegosiasi dengan banyak pihak dengan kebutuhan yang berbeda, sehingga preferensi mereka bervariasi,” kata Wirjoatmodjo sebagaimana dikutip dari Solopos.com –jaringan Suara.com.
Pakar kebijakan BUMN dari Universitas Indonesia Toto Pranoto menyebut, perlu usaha ekstra dan waktu yang lama agar usaha Garuda Indonesia membuahkan hasil.
“Hal tersebut yang kami lihat sedang diupayakan manajemen maskapai Garuda Indonesia saat ini. Hal Itu membutuhkan waktu panjang karena ada puluhan lessor,” kata dia.
Garuda Indonesia, menurut dia, saat ini tengah menghadapi situasi terburuk. Bahkan yang terjadi kini lebih parah dibandingkan saat Robby Djohan masuk di sekitar awal 2000-an menghadapi Garuda Indonesia yang terpuruk karena salah urus.
Tidak hanya “warisan” salah urus manajemen sebelumnya, maskapai Garuda juga terdampak wabah COVID-19 hingga membuatnya rapuh.