Sehatq.com – Posisi duduk di depan laptop atau posisi tidur yang salah seringkali membuat leher kaku dan kepala pusing yang tidak tertahankan. Banyak orang menganggap bahwa kedua keluhan tersebut sebagai gejala meningitis. Lantas, benarkah demikian?
Apa itu meningitis?
Meningitis adalah suatu jenis infeksi yang menyebabkan selaput di sekitar otak dan sumsum tulang belakang (meninges) mengalami radang. Kondisi ini dikenal juga dengan radang selaput otak.
Peradangan akibat meningitis umumnya akan memicu berbagai gejala, seperti sakit kepala, leher kaku, dan demam.
Sebagian besar kasus meningitis disebabkan oleh virus, tetapi bisa juga disebabkan oleh bakteri atau jamur. Maka dari itu, semua orang sama berisikonya untuk dapat tertular meningitis.
Ada beberapa faktor tertentu yang dapat meningkatkan risiko Anda mengalami meningitis, yakni:
- Tidak melakukan vaksinasi radang selaput otak
- Sebagian besar kasus radang selaput otak akibat virus terjadi pada anak berusia lebih muda dari 5 tahun
- Sistem kekebalan tubuh yang lemah
- Orang yang baru saja menjalani transplantasi sumsum tulang
- Jika sedang hamil, Anda lebih berisiko tertular listeriosis (infeksi yang disebabkan oleh bakteri listeria sehingga dapat menyebabkan radang selaput otak)
Apakah leher kaku dan kepala pusing tanda terjangkit meningitis?
Pada dasarnya, leher kaku dan kepala pusing belum tentu menandakan kalau Anda terjangkit meningitis.
Pasalnya, ada beberapa penyebab leher kaku dan kepala pusing yang terjadi. Misalnya, salah posisi tidur, postur tubuh yang buruk saat menatap layar gadget terus menerus, stres, kurang tidur, hingga cedera, bisa saja menjadi penyebab leher kaku dan kepala pusing yang Anda alami.
Jika leher kaku dapat sembuh setelah dipijat atau dikompres panas, atau kepala pusing membaik dengan beristirahat, tidur cukup, atau minum obat penghilang rasa sakit, maka ini artinya tidak ada yang perlu dikhawatirkan.
Namun, apabila leher kaku dan kepala pusing tersebut berlangsung terus-menerus setelah melakukan pengobatan rumahan, bahkan semakin buruk setiap harinya, ini tandanya mungkin ada kondisi kesehatan serius yang mengintai Anda.
Kapan leher kaku dan kepala pusing bisa menjadi gejala meningitis?
Seperti yang sudah disebutkan sebelumnya, jika leher kaku dan kepala pusing berlangsung terus-menerus maka Anda sebaiknya perlu waspada.
Sebab, berbeda dengan nyeri leher biasa, keluhan leher sakit atau kaku yang menjadi gejala meningitis dapat terasa sampai ke bahu.
Bahkan, hanya untuk meregangkan leher atau menggerakkan leher ke kanan, kiri, atas, dan bawah, dapat semakin memperburuk nyeri leher yang Anda alami.
Rasa sakit dan leher kaku akibat meningitis nantinya dapat menjalar hingga ke kepala bagian belakang. Hal ini karena selaput meninges yang membentang sepanjang otak dan sumsum tulang belakang, juga memanjang hingga ke leher.
Nah, jika kondisi tersebut berangsur dalam waktu yang cukup lama maka Anda perlu memerhatikan gejala lain yang mungkin mengarah kepada meningitis, seperti:
- Demam tinggi
- Sakit punggung
- Sakit kepala disertai mual dan muntah
- Kebingungan atau merasa sulit konsentrasi
- Nafsu makan menurun
- Mata sensitif terhadap cahaya
- Muncul ruam kulit
Apabila Anda mengalami berbagai gejala tersebut, ada baiknya untuk berkonsultasi dengan dokter guna mengetahui penyebabnya. Terlebih apabila gejala yang ditimbulkan berlangsung lama dan terus bertambah parah seiring bertambahnya waktu.
Catatan dari SehatQ
Leher kaku dan kepala pusing tidak selalu menandakan Anda mengalami gejala meningitis.
Kendati demikian, apabila kedua kondisi tersebut berangsur dari waktu ke waktu dan tidak kunjung hilang walaupun Anda melakukan pengobatan rumahan, sebaiknya Anda mewaspadainya.
Pasalnya, kondisi leher kaku dan kepala pusing tersebut dapat menjadi gejala meningitis. Jika Anda mencurigai diri terkena meningitis, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter untuk mendapatkan pengobatan yang tepat.