WargaBicara.com – Selain Selandia Baru dan Australia, beberapa negara lainnya juga dinilai sebagai tempat yang relatif aman jika Perang Dunia 3 terjadi. Indonesia, misalnya, memiliki sejarah yang mendukung kebijakan luar negeri yang netral dan independen. Presiden pertama Indonesia, Ir. Soekarno, menetapkan prinsip “bebas dan aktif” yang menjadikan Indonesia tetap tidak terlibat dalam konflik global. Dengan kebijakan ini, Indonesia menjadi salah satu negara yang dapat diandalkan untuk menghindari ancaman langsung dalam perang dunia. Berikut ini adalah daftar negara-negara yang dinilai paling aman jika Perang Dunia 3 meletus:
- Antartika
Antartika, dengan letaknya yang terisolasi di titik paling selatan Bumi, menjadi tempat yang mungkin paling aman jika terjadi perang nuklir. Tidak hanya karena berada jauh dari jalur konflik utama, tetapi juga karena luasnya yang mencapai 5,4 juta mil persegi memberikan ruang bagi banyak orang untuk berlindung. Meskipun demikian, kondisi es yang ekstrem membuat tempat ini sulit untuk dihuni dalam jangka panjang. - Selandia Baru
Selandia Baru sering kali dianggap sebagai salah satu negara yang paling damai di dunia, berada di posisi kedua dalam Indeks Perdamaian Global. Negara ini jarang terlibat dalam konflik internasional dan memiliki medan alam yang terjal serta lokasi terpencil, yang memberikan perlindungan alami dari invasi. - Swiss
Swiss dikenal luas sebagai simbol kenetralan dan perdamaian. Negara ini tidak terlibat dalam banyak konflik internasional dan diakui sebagai salah satu tempat yang mungkin terhindar dari dampak perang nuklir. Medan pegunungan yang sulit diakses juga memberikan pertahanan alami yang kuat bagi negara ini. - Islandia
Islandia, yang terletak di wilayah terpencil dan kaya akan sumber daya alam seperti air tawar dan energi terbarukan, menjadi tempat yang aman dari dampak gangguan rantai pasokan. Selain itu, Islandia juga tidak pernah terlibat dalam konflik internasional, menjadikannya negara yang sangat damai. - Indonesia
Indonesia, dengan kebijakan luar negeri “bebas dan aktif” yang ditetapkan oleh Presiden pertama Ir. Soekarno, menekankan independensi dalam hubungan internasional. Kebijakan ini menjadikan Indonesia negara yang netral dan tidak terlibat dalam konflik global, sehingga menjadi tempat yang relatif aman jika Perang Dunia 3 terjadi. - Afrika Selatan
Afrika Selatan menawarkan sumber daya alam yang melimpah, tanah subur, dan akses air tawar yang cukup. Negara ini juga memiliki infrastruktur modern yang memadai. Meskipun terlibat dalam beberapa konflik politik, Afrika Selatan tetap berada dalam posisi yang relatif aman jika terjadi perang dunia. - Argentina
Argentina merupakan negara yang relatif aman, bahkan dalam situasi perang nuklir. Selain jaraknya yang cukup jauh dari kawasan konflik, negara ini juga memiliki tanaman yang tahan bencana seperti gandum, yang menjadikannya lebih mandiri dalam hal ketahanan pangan. - Bhutan
Bhutan, yang dikenal dengan kebijakan netralitasnya sejak bergabung dengan PBB pada 1971, terletak di wilayah pegunungan dan dianggap aman dari potensi invasi. Negara kecil ini menawarkan kedamaian dan stabilitas yang langka di kawasan sekitarnya. - Chile
Chile memiliki panjang lebih dari 4.000 mil dan kekayaan sumber daya alam yang melimpah. Infrastruktur negara ini sangat maju, membuatnya menjadi tempat yang aman jika terjadi gangguan global. Dengan letaknya yang terisolasi di ujung Amerika Selatan, Chile bisa menjadi tempat perlindungan yang baik. - Fiji
Fiji, yang merupakan negara kepulauan terpencil di Pasifik, memiliki sistem pertahanan yang relatif kecil dengan hanya 6.000 personel militer. Meskipun demikian, Fiji memiliki sumber daya alam yang kaya, menjadikannya salah satu tempat yang aman jika terjadi konflik global.
Itulah sepuluh negara yang dapat dianggap paling aman jika Perang Dunia 3 terjadi. Kebijakan luar negeri yang independen, sumber daya alam yang melimpah, serta lokasi geografis yang terpencil menjadi faktor utama yang membuat negara-negara ini tetap aman dari dampak perang global.
Baca Juga : Iran Luncurkan Rudal Hipersonik Fattah-1 Pertama Kali dalam Konflik dengan Israel