JAKARTA – Program Makan Bergizi Gratis (MBG) yang digagas untuk menyediakan nutrisi bagi para pelajar di Indonesia, kini justru menjadi sorotan serius setelah memicu keracunan massal di berbagai daerah. Ribuan siswa dilaporkan mual, pusing, hingga muntah setelah mengonsumsi makanan dari program ini. Kejadian tersebut tidak hanya menimbulkan kekhawatiran kesehatan, tetapi juga trauma bagi siswa dan orang tua.
Menanggapi insiden tersebut, pemerintah melalui Badan Gizi Nasional (BGN) dan instansi terkait melakukan evaluasi serta pengawasan ketat. Bahkan, operasional program MBG di beberapa daerah sempat dihentikan sementara sebagai langkah antisipasi.
Kronologi Kasus dan Sebaran Korban di Berbagai Wilayah
Insiden keracunan MBG tercatat menyebar secara signifikan di beberapa pulau. Di Jawa Barat, laporan kasus datang dari berbagai wilayah. Di Kabupaten Bandung Barat, lebih dari 1.000 siswa menjadi korban di Cipongkor. Sementara itu, 320 korban tercatat di Kota Bandung dan 503 lainnya di Kabupaten Sukabumi. Secara keseluruhan, Jaringan Pemantau Pendidikan Indonesia (JPPI) mencatat total kasus di Jawa Barat mencapai 2.012 korban.
Kasus serupa juga terjadi di Sumatera. Laporan keracunan massal tercatat di Lampung dengan 503 korban dan di Bengkulu dengan 467 korban. Di Sumatera Selatan, puluhan siswa juga mengalami gejala yang sama. Total korban di wilayah Sumatera mencapai 1.281 orang. Sementara itu, laporan dari Sulawesi menyebutkan lebih dari 250 siswa menjadi korban di Banggai Kepulauan.
Data yang dikumpulkan dari berbagai sumber menunjukkan total korban di Daerah Istimewa Yogyakarta, menurut JPPI, mencapai 1.047 siswa.
Perbedaan Data dan Langkah Pemerintah
Total jumlah kasus keracunan MBG secara nasional memiliki perbedaan data antara lembaga pemerintah dan non-pemerintah. Berdasarkan data resmi BGN, total korban yang tercatat per akhir September 2025 adalah 4.711 kasus. Data ini dikelompokkan berdasarkan wilayah: 1.281 orang di Wilayah I (Sumatera), 2.606 orang di Wilayah II (Jawa), dan 824 orang di Wilayah III (Kalimantan, Sulawesi, dan Indonesia Timur).
Di sisi lain, JPPI mencatat angka yang lebih tinggi. Menurut rilis mereka per 21 September 2025, total korban keracunan MBG mencapai 6.452 kasus yang tersebar di 16 provinsi.
Saat ini, pemerintah terus bekerja sama dengan berbagai pihak untuk memastikan kualitas dan keamanan makanan dalam program ini agar kejadian serupa tidak terulang kembali. Evaluasi mendalam dan pengawasan ketat menjadi fokus utama untuk mengembalikan kepercayaan publik dan memastikan program dapat berjalan sesuai tujuan awalnya.