Grid.ID – Kini masker sudah menjadi bagian dari gaya hidup. Terutama di tempat umum, pasti semua orang menggunakan masker. Justru ketika tidak pakai masker, akan ditegur bahkan dikenakan denda.
WHO dan Pemerintah Indonesia menganjurkan setiap orang untuk menggunakan masker. Rekomendasi itu dimaksudkan guna menekan penyebaran virus corona. Masker medis atau masker bedah sekali pakai diprioritaskan bagi pekerja medis dan orang sakit. Sedangkan masyarakat disarankan menggunakan masker kain atau masker nonmedis saat keluar rumah.
Diwartakan melalui laman Tribun Banyumas, penggunaan masker ini penting untuk mencegah penularan Covid-19, terutama dari penderita yang terinfeksi virus corona tanpa gejala atau bergejala ringan.
Menyusul imbauan sejumlah otoritas kesehatan resmi dari berbagai negara untuk menggunakan masker, belakangan sudah beredar cara membuat masker.
Ada yang sederhana dengan memanfaatkan kaus, bandana, sampai syal tanpa dijahit. Beberapa membuat masker kain menggunakan mesin jahit dengan beragam model atau desain. Namun, di tengah himbauan menggunakan masker, justru muncul masalah baru.
Masalah tersebut adalah orang kerap melepas atau menurunkan masker ke dagu saat mengobrol. Hal tersebut justru akan membuat usaha mencegah penularan jadi sia-sia, bukan?
Juru Bicara Pemerintah untuk Penanganan Virus Corona, Achmad Yurianto mengimbau agar masyarakat memerhatikan tata cara penggunaan masker secara benar. Dia berpesan agar masyarakat tidak menurunkan masker ke dagu.
Menurut Yuri, menurunkan masker ke dagu justru dapat mencemari bagian dalam masker dengan penyakit yang mungkin menempel di dagu.
“Menurunkan masker ke dagu itu sama dengan mencemari bagian dalam masker dengan penyakit yang mungkin nempel di dagu, sehingga kalau kemudian (masker) kita naikkan lagi ke atas itu tidak memberikan makna yang baik untuk kita,” kata Yuri seperti dikutip Grid.ID dari Tribun Papua.
Yuri menyebut, jika memang terpaksa melepas masker seperti saat akan makan atau berbicara di sebuah forum, hendaknya masker benar-benar dilepas dan bukan menurunkannya ke dagu.
Namun demikian, masker yang dilepas tetap harus dijaga bagian dalamnya supaya tidak tercemar penyakit.
Hal sama juga diutarakan Kepala Dinas Kesehatan Kota Depok, Novarita, yang mengaku prihatin dengan rendahnya kepatuhan warga Depok dalam hal protokol pencegahan penularan Covid-19.
Selain banyak warga yang masih belum mengenakan masker ketika di tempat umum, ada sejumlah warga yang tidak serius menggunakan masker.
Secara khusus, ia menyoroti perilaku orang-orang yang bepergian menggunakan masker, namun justru melepasnya ketika mengobrol.
“Pakai masker harus yang benar, dong. Memang ini hal kecil. Saya suka merasa, memang orang-orang keluar pakai masker. Tapi, aduh, saat ngobrol kenapa malah dibuka, sih?” ungkap Novarita seperti diwartakan Kompas.com.
“Justru malah seharusnya ditutup ya saat ngobrol itu, kan dropletnya (percikan liur) muncrat dari mulut,” tambahnya.
Ketidakpatuhan ini, Novarita yakini sebagai salah satu dari beberapa sebab melonjaknya kasus positif Covid-19 di Depok selama 2 pekan terakhir.
Setelah pelonggaran PSBB, orang-orang mulai berkerumun di tempat umum sehingga menyulitkan jaga jarak. Ditambah tidak benar memakai masker.
“Sekarang ini orang memang memakai masker. Tapi giliran ngobrol, buka deh. Sama saja bohong. Sekarang pakai maskernya malah di dagu, enggak ada yang di mulut,” tukasnya.
Lebih lanjut, menurut Epidemiolog Universitas Indonesia, Pandu Riono, sempat menyampaikan hal senada ketika awal klaster perkantoran merebak di Jakarta.
“Kuncinya waspada. Jangan terlalu lama di kantor, jangan terlalu lama ngobrol di kantor. Pakai masker saat ngobrol. Ngobrol pun jarak jauh saja,” tegas Pandu.
“Orang itu seringkali begitu masuk kantor, bertemu dengan temannya, mereka melepas masker. Padahal tidak tahu kan mereka rumahnya di mana-mana saja,” imbuhnya.
Pandu berujar, tak sedikit orang yang lengah ketika jam istirahat dan melepas maskernya. Di meja makan kantin, misalnya, saat semua orang makan, tak ada yang mengenakan masker.
Namun, meski tanpa masker, rekan semeja yang jaraknya berdekatan justru saling berbincang.
Oleh karena itu, tetap perhatikan penggunaan masker dengan baik dan benar, agar kita tidak tertular atau menulakan penyakit kepada orang lain.