Sehatq.com – Setiap orang pasti pernah mengalami stres. Efek stres pada masing-masing individu berbeda-beda, mulai dari mengakibatkan gangguan psikologis, mudah emosi, hingga tidak bisa tidur (insomnia) karena terlalu banyaknya pikiran di kepala. Selain itu, efek yang ditimbulkan juga bergantung pada tingkatan stres.
Maka dari itu, setiap orang diharapkan untuk mengetahui pada tingkatan stres manakah mereka sedang berada. Hal ini perlu menjadi perhatian agar Anda dapat menentukan langkah apa yang harus dilakukan selanjutnya untuk mengatasi rasa stres tersebut.
Tanda-tanda Anda mengalami stres
Ada sejumlah tanda yang menunjukkan bahwa Anda sedang mengalami stres. Tanda-tanda itu bisa saja muncul secara fisik maupun emosional. Berikut sejumlah pertanda yang menunjukkan bahwa Anda tengah mengalami stres:
1. Fisik
Stres dapat ditunjukkan melalui beberapa pertanda fisik. Namun, kebanyakan orang lebih sering mengabaikannya karena mengira masalah tersebut muncul akibat penyakit lain. Padahal, stres bisa memengaruhi kinerja jaringan, organ, bahkan hampir semua sistem dalam tubuh. Beberapa pertanda fisik yang menunjukkan bahwa Anda tengah stres, di antaranya:
- Muncul persepsi nyeri pada kepala, dada, perut, dan otot. Ketika stres, otot akan menjadi tegang, lalu menyebabkan sakit kepala hingga gangguan muskuloskeletal.
- Gangguan pencernaan. Stres dapat memengaruhi pergerakan makanan dalam sistem pencernaan serta penyerapan nutrisi oleh usus. Gangguan pencernaan yang muncul saat stres adalah diare, sembelit, mual, maupun muntah. Kelainan ini dikenal dengan irritable bowel syndrome.
- Gangguan reproduksi. Pada wanita, stres dapat membuat jadwal menstruasi jadi tidak teratur. Sementara itu, pria yang sedang stres berisiko mengalami impotensi dan turunnya kualitas sperma. Stres juga dapat mengakibatkan hasrat seksual pria dan wanita berkurang.
- Jantung berdetak lebih cepat dan tekanan darah naik. Saat stres, tubuh akan melepaskan hormon kortisol dan adrenalin yang lebih banyak dari biasanya. Hal ini pun kemudian membuat detak jantung lebih cepat dan tekanan darah naik. Sebuah studi meta analisis di tahun 2018 menunjukkan adanya kaitan kondisi mental/stres psikologis dengan meningkatnya risiko jantung koroner.
2. Emosional
Selain fisik, tanda-tanda stres juga dapat dilihat secara emosional. Dalam beberapa kasus, stres bahkan bisa berpengaruh terhadap perilaku dan membuat orang-orang beralih ke obat-obatan, alkohol, atau hal lain yang dapat menenangkan perasaan mereka. Beberapa tanda emosional yang menunjukkan bahwa Anda mengalami stres, antara lain:
- Depresi atau kecemasan
- Mudah marah, tersinggung, atau gelisah
- Sering merasa kewalahan, tidak punya motivasi, sulit untuk fokus
- Sulit tidur atau terlalu banyak tidur
- Kesulitan untuk berkonsentrasi
- Gegabah dalam mengambil keputusan
Cara mengukur tingkatan stres
Berbeda-beda tolak ukurnya, tingkatan stres dibagi ke dalam tiga fase. Ketiga fase tersebut meliputi tingkatan stres awal, tingkatan stres menengah, dan tingkatan stres berat. Dalam masing-masing fase, sejumlah hal dapat dijadikan tolak ukur pada tingkatan manakah stres yang sedang Anda alami.
- Tingkatan stres awal
Pada fase ini, bagian otak yang disebut hipotalamus akan menerima sinyal peringatan, sebelum kemudian melepaskan hormon glukokortikoid. Glukokortikoid lalu memicu pelepasan hormon stres, kortisol dan adrenalin. Alhasil, orang yang mengalami stres pada tahap ini akan mengalami percepatan detak jantung dan peningkatan tekanan darah.
- Tingkatan stres menengah
Dalam fase ini, tubuh akan terus memproduksi hormon stres karena masalah tidak kunjung selesai. Hal ini kemudian akan membuat Anda mudah tersinggung serta kesulitan untuk berkonsentrasi.
- Tingkatan stres berat
Dikenal sebagai fase kelelahan, stres yang terjadi secara terus-menerus membuat energi dalam tubuh habis. Tidak ada lagi benteng yang bisa menghadapi rasa stres. Anda akan menjadi mudah lelah, merasa gagal, depresi, hingga gelisah.
Bagaimanakah cara mengatasinya?
Menurut ahli, ada sejumlah cara yang bisa dilakukan untuk mengurangi stres, salah satunya dengan berolahraga. Olahraga dapat membuat tubuh melepaskan hormon endorfin. Hormon tersebut dapat memperbaiki suasana hati dan meningkatkan kualitas tidur. Selain itu, aktivitas yang dapat dilakukan untuk menghilangkan stres di antaranya:
- Meditasi
- Yoga dan tai chi
- Mandi untuk relaksasi
- Menulis jurnal pribadi
- Berbagi cerita dengan orang-orang yang dipercaya
Ketika stres tidak kunjung berakhir, Anda disarankan untuk segera mengunjungi ahli kesehatan mental. Sejumlah kondisi yang menjadi pertanda bahwa Anda memerlukan bantuan ahli, antara lain:
- Prestasi kerja maupun sekolah mengalami penurunan
- Mengonsumsi narkoba, alkohol, hingga tembakau untuk mengatasi stres
- Kebiasaan tidur dan makan berubah secara signifikan
- Sering melakukan tindakan yang membahayakan diri sendiri
- Mempunyai rasa takut dan cemas yang berlebihan
- Merasa kesulitan untuk menjalani aktivitas
- Menarik diri dari keluarga, teman, dan lingkungan sekitar
- Berpikir untuk melampiaskan rasa stres dengan menyakiti orang lain atau bunuh diri