Senada dengan Budi, Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN) Erick Thohir mengatakan, sistem barcode untuk vaksin Covid-19 dapat membantu pemantauan perjalanan vaksin sampai ke daerah.
Barcode yang terintegrasi dengan data vaksinasi sebagai bentuk transparansi dari pemerintah kepada rakyat.
“Kami dari Kementerian BUMN mendapat penugasan, bagaimana memberikan upaya transparansi kepada rakyat. Soal distribusi, kami membangun barcode, setiap vial dan bulk (bahan baku) vaksin Covid-19 dilengkapi sistem tersebut,” kata Erick.
“Selama perjalanan (distribusi vaksin) kita bisa pantau, sehingga distribusi hingga ke provinsi dapat berjalan baik. Kami berharap para pimpinan daerah membantu, bagaimana vaksin nanti digunakan dan ada sistem cold chain atau penyimpanan rantai dingin 2 sampai 8 derajat Celsius (suhu penyimpanan vaksin Sinovac),” sambung dia.
Adanya barcode pada vaksin Covid-19 sekaligus upaya memperbaiki sistem data vaksinasi. Apalagi vaksinasi akan dilakukan dua kali penyuntikkan.
“Alhamdulillah, dengan barcode ini jadi ksempatan bangsa kita memperbaiki sistem vaksinasi, yang selama ini terpencar-pencar. Setelah vaksinasi tahun ini ya tahun depan divaksin lagi,” kata Erick.
“Suka tidak suka, data akan terkumpul dan terbuka transparan. Kapan lagi kita mempunyai satu data transparan, sehingga data ini bisa digunakan pemerintah menyalurkan bantuan secara tepat. Apakah bansos, vaksinasi gratis, dana usaha mikro, dan lainnya,” sambung dia.
Di sisi lain, Erick juga menegaskan, Kementerian BUMN dan Kementerian Kesehatan terus memantau perkembangan vaksin Merah Putih.
“Upaya kita agar tidak tergantung vaksin impor dengan kehadiran vaksin Merah Putih. Tentu, masih perlu waktu. Kami akan terus memantau vaksin Merah Putih. Saya bersama Pak Menkes Budi ditugaskan melayani rakyat dengan sebaik-baiknya,” tutup Erick.