JAKARTA – Kabar krusial datang dari Timur Tengah. Presiden Prabowo Subianto memastikan bahwa Konferensi Tingkat Tinggi (KTT) Perdamaian Gaza di Sharm El-Sheikh, Mesir, telah membuahkan hasil signifikan: rencana gencatan senjata resmi telah disepakati dan mulai berjalan.
Sekembalinya dari KTT pada Selasa (14/10/2025), Presiden Prabowo menegaskan di Jakarta bahwa pertemuan yang dihadiri sekitar 35 pemimpin dunia itu merupakan langkah awal yang menentukan menuju perdamaian di kawasan.
Tiga Poin Kunci Dokumen Perdamaian Disahkan
Presiden Prabowo Subianto menyaksikan langsung penandatanganan dokumen bersejarah tersebut. Ia membeberkan tiga hasil utama yang disepakati oleh para mediator dan kepala negara:
- Gencatan Senjata Berjalan: Kesepakatan untuk menghentikan perang segera berlaku, menandai dimulainya fase gencatan senjata.
- Penarikan Pasukan Bertahap: Pasukan Israel akan segera ditarik secara bertahap dari wilayah Gaza.
- Pembebasan Sandera Dimulai: Proses pembebasan para sandera yang ditahan telah mulai dilaksanakan.
Dokumen perjanjian ini, yang dikenal sebagai “Deklarasi Trump untuk Perdamaian dan Kemakmuran Abadi”, ditandatangani oleh mediator utama, termasuk Presiden AS Donald Trump, Presiden Mesir, Emir Qatar, dan Presiden Turki, memperkuat komitmen global untuk mengakhiri konflik.
Komitmen Nyata: Pasukan Perdamaian Indonesia Menunggu Perintah
Kehadiran Presiden Prabowo di Mesir bukan sekadar dukungan moral, melainkan penegasan komitmen aksi nyata Indonesia.
Prabowo menyatakan Indonesia siap mengirimkan pasukan penjaga perdamaian (peacekeeping ) ke Gaza. Kesiapan ini akan direalisasikan jika ada permintaan resmi dari mediator kunci seperti Amerika Serikat, Turki, Qatar, dan Mesir.
“Memang ini tekad kita sebagai bangsa,” ujar Presiden, menekankan bahwa dukungan Indonesia terhadap Palestina adalah sikap yang telah dipegang teguh selama puluhan tahun.
Komitmen Jakarta juga diwujudkan melalui bantuan kemanusiaan. Indonesia telah menunjukkan kesiapan jangka panjangnya dengan mengirimkan kapal, pesawat Hercules, dan ribuan ton beras untuk membantu warga di wilayah konflik.
Fokus Beralih ke Rekonstruksi
Dengan dimulainya gencatan senjata, fokus diplomasi kini bergerak ke tahap rekonstruksi. KTT ini diharapkan mampu melahirkan mekanisme pengawasan permanen untuk menjaga gencatan senjata.
Selain itu, komunitas global akan menyusun rencana terkoordinasi untuk rekonstruksi dan bantuan kemanusiaan masif, yang sangat diperlukan untuk membangun kembali infrastruktur vital di Gaza.