Merdeka.com – Sistem belajar online di masa pandemi Covid-19 memunculkan banyak persoalan, termasuk ketersediaan jaringan internet. Siswa yang ada di tiga dusun di Nagori Siporkas, Kecamatan Raya, Simalungun, Sumut, termasuk yang merasakan masalah ini, sehingga mereka harus naik ke lereng bukit bahkan memanjat pohon, untuk mendapatkan sinyal.
Kepala Nagori (Desa) Siporkas, Hendra Putra mengatakan kendala sinyal terjadi di tiga dusun di desanya, yakni Dusun Bah Pasunsang, Butu Ganjang, dan Borno. ”Jangankan internet, menelepon saja susah di tiga dusun itu,” kata Hendra, Selasa (4/8).
Sulitnya sinyal internet di dusun ini menjadi perhatian setelah akun Facebook Renni Rosari Sinaga mem-posting kegiatan siswa di Dusun Bah Pasunsang demi dapat belajar online. Dia meng-upload sejumlah foto anak-anak itu memanjat pohon durian sambil memegang handphone.
Selain itu ada juga yang belajar membawa handphone dan buku di lereng perbukitan sekitar perkebunan kelapa sawit.
Letak geografis ketiga dusun itu memang diapit perbukitan. Kondisi itu diduga menjadi penyebab warga di sana sulit mendapatkan sinyal telepon.
“Karena kendala ini, para siswa ini belajar naik ke atas pohon agar mendapatkan sinyal, semenjak belajar daring,” sebut Hendra.
Dia memaparkan terdapat sekitar 500 siswa yang kesulitan mendapatkan sinyal internet di desanya. Mereka terdiri dari siswa SD, SMP hingga SMA.
Kondisi ini, kata Hendra, telah dilaporkan ke pihak kecamatan. Namun belum ditemukan solusi. “Kita mohonkan dari dari pihak Telkom, mungkin bisa didirikan tower di sini,” harap Hendra.